bakabar.com, PARINGIN – Pilkada tinggal menghitung hari. Sejumlah kepala daerah mantap kembali ambil bagian, walau isyarat perpecahan kongsi mencuat.
Dari Balangan, sang petahana Ansharudin berencana menggandeng kaum milenial sebagai pendamping. Alasannya, biar lebih progresif, dan energik. Di balik itu, juga ada alasan yang lebih substansial; realisasi janji kampanye sebelumnya.
Baca Juga: Terkait Anggaran Pilkada 2020, Ini Kata Sekdaprov Kalsel
Wacana Ansharudin ambil bagian lagi dalam Pilkada Balangan 2020 santer terdengar. Menariknya, bupati Balangan aktif itu tak ingin lagi berkongsi dengan Syaifullah.
“Kemungkinan besar tidak,” ujar Ansharudin saat ditanya peluang berpasangan kembali Syaifullah, kepada bakabar.com, di kantor Bupati Balangan, Senin sore.
Lantas, seperti apa kriteria pendamping petahana tersebut? “Mungkin akan lebih banyak memanfaatkan anak generasi muda atau usia milenial lah, saya kan sudah tua,” timpalnya.
Selain itu, sang wakil dikabarkan berniat mencalonkan diri dalam kontestasi sebagai pemimpin Balangan di Pilbup mendatang lewat perahu PDIP.
Apakah keduanya tak akur? Sayangnya Ansharudin tak menyinggung itu. Tak ada perbedaan kepentingan. Setidaknya sampai masa jabatan keduanya berakhir.
Alih-alih berharap menang mudah, banyaknya pasangan calon dinilainya dapat membuat pesta demokrasi mendatang lebih hidup.
“Seperti 2015, semoga tiga atau empat pasang. Jangan dua (paslon). Bisa panas suhu politiknya,” jelas dia.
Dirinya bertekad bersaing terbuka. Tak berniat membangun koalisi besar, sekalipun sejumlah strategi jitu disiapkan.
Termasuk menggalang dukungan masyarakat dan ulama, basis utama pendukungnya saat Pilkada lalu. Maka, ia pun tak risau jika sejumlah poling lokal mengunggulkan calon lain.
“Golkar bisa mengusung calon sendiri,” tuturnya.
Hasil Pileg baru tadi, Golkar Balangan yang diketuai Ansharudin keluar sebagai pemenang. Capaiannya, 6 kursi di DPRD Balangan. Artinya lebih dari cukup mengusung satu pasangan calon.
Namun, Ansharudin tetap optimistis bisa kembali bereuni dengan para partai pengusungnya saat Pilkada lalu.
Didukung oleh banyak partai; PKB PBB, Hanura Nasdem, mantan wabup Balangan dua periode ini bertekad mengulang cerita manis, meski tanpa dukungan PDIP. Ia yakin konstelasi politik jelang Pilkada takkan jauh beda dari sebelumnya.
Menghadapi Pilkada mendatang, kepercayaan diri Ansharudin sedang membuncah. Setumpuk pekerjaan rumah jadi alasan. “Sisa satu tahun masa pemerintahan, 70 persen program kerja terlaksanakan,” klaimnya.
Sampai sejauh ini, Bendungan Kitap tak kunjung diresmikan. Pekerjaan rumah (PR) lain, yakni menambah dokter spesialis daerah.
Kemudian, membuka beasiswa tenaga kerja daerah, dan putra daerah ke Universitas Al-Azhar, revitalisasi pasar, stabilisasi harga karet, ataupun perlindungan ketenagakerjaan honorer.
“Masih banyak pekerjaan rumah yang mesti diselesaikan,” ujarnya.
Dari sederet PR itu, peningkatan kesejahteraan petani karet paling jadi atensi. Rendahnya harga getah karet (lum), kerap dikeluhkan petani lokal.
Di awal pemerintahannya, Ansharudin menargetkan harga komoditas andalan ‘Bumi Sanggam’ itu stabil di kisaran Rp8 ribu/Kg. Sekarang ini, sebut dia, masih tertahan di kisaran Rp6-7 ribu.
Tak semua petani karet memasarkan karetnya langsung ke pabrik. Sebagai upaya hilirisasi, jalan tembus Paser-Balangan juga diupayakan. Fasilitas itu peninggalan PT Bentala Coal Mining selaku pemegang PKP2B yang masa berlakunya selesai pada 1994.
Petani bisa memanfaatkan fasilitas pelabuhan di sana untuk memasarkan karet mereka ke Kalbar. Tanpa harus melewati perjalanan ke Kalteng dua hari tiga malam. Karet mereka bisa dihargai dua kali lipat atau Rp13 ribu.
“Kalau tak susut, kualitas karet jelas lebih bagus,” ujarnya. “Jika akses jalan tersebut terbuka, mereka bisa menjual hasil taninya sendiri, dan memangkas waktu serta biaya angkutan.”
Produksi getah karet (lum) di Balangan mencapai 28 ribu ton. Mestinya, kata Ansharudin, sudah saatnya Balangan memiliki pabrik pengolahan karet sendiri.
“Pembangunan pabrik karet terus kita upayakan. Penjajakan dengan investor masih dilakukan,” jelas dia. Keinginan memiliki pabrik karet sendiri sempat ia curhatkan ke Presiden Jokowi, Agustus 2018 lalu.
Persoalan bendungan Kitap juga tak kalah pentingnya. Masuk dalam program Nawa Cita Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, yakni kedaulatan pangan dan ketahanan air, bendungan tersebut tak kunjung diresmikan.
“Bendungan sudah selesai. Berfungsi mengairi 5 ribu hektar sawah. Dalam setahun, lahan pertanian dulunya hanya satu kali panen, kini kita targetkan bisa dua kali,” jelas dia.
Baca Juga: Pelayanan Kesehatan Calon Haji Banjarmasin Dialihkan ke RS Sultan Suriansyah
Reporter: AHC08
Editor: Fariz Fadhillah