bakabar.com, PONTIANAK – Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menyelimuti Kota Pontianak, ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, semakin pekat pada Selasa (10/09) pagi.
“Semakin berkabut, terutama pagi-pagi saat mengantar anak ke sekolah, sehingga mau bernapas saja susah, udara terasa pahit meskipun sudah menggunakan masker,” kata Vina, warga Kecamatan Pontianak Utara.
“Orang tua saja terasa sulit untuk bernapas, apalagi anak-anak. Kami khawatir kabut asap ini membuat anak-anak menjadi sakit,” lanjutnya.
Warga berharap pemerintah kota segera mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mengatasi kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan serta dampaknya.
“Seperti mengatur jam masuk sekolah agar masuk siang atau lainnya, karena kabut asap tebal biasanya di pagi hari, sekitar pukul 08.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB, kemudian di atas jam itu sudah agak lumayan, tidak berkabut,” kata Rangga, warga Pontianak.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Supadio-Pontianak menyatakan bahwa hasil pemantauan 8 September pagi hingga 9 September pagi menunjukkan 572 titik panas indikasi karhutladi Provinsi Kalimantan Barat.
Menurut BMKG, titik panas tersebar di seluruh wilayah Kalimantan Barat kecuali Kota Pontianak. Namun Kota Pontianak ikut merasakan kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di daerah tetangga.
Baca Juga:Kabut Asap Akibat Karhutla Mulai Meresahkan
Baca Juga:Hari Ini, Teror Kabut Asap Belum Usai
Baca Juga: Kalsel Belum Bebas Karhutla, 6 Wilayah Tertutup Kabut Asap Hari Ini
Sumber: Antara
Editor: Aprianoor