bakabar.com, JAKARTA - Gelandang veteran Real Madrid Luka Modric meyakini rekan-rekannya memiliki kepercayaan diri tinggi jelang leg kedua semifinal Liga Champions melawan Manchester City, Kamis (18/5) dini hari.
El Real telah memenangi lima gelar kompetisi tersebut dalam sembilan tahun terakhir, serta merupakan pemilik trofi terbanyak yaitu 14 kali.
Kedua tim bermain imbang 1-1 pada pertemuan pertama yang terjadi di Santiago Bernabeu pekan lalu, dan akan bertandang ke markas City melakoni leg kedua.
“Kami telah memainkan pertandingan semacam ini,semifinal dan final [Liga Champions], berkali-kali,” kata Modric dalam konferensi pers sebelum laga dikutip dari laman klub.
Baca Juga: Barito Putera Resmi Kenalkan Bek Anyar Hasim Kipuw
“Apa yang saya lihat pada rekan setim saya dan [pelatih Carlo Ancelotti] adalah kepercayaan diri dan keyakinan penuh pada kami, karakter kami, dan kualitas kami,” tambahnya.
Los Blancos masih menjadi tim kuat bagi klub-klub Liga Inggris. Mereka menuju ke semifinal karena kemenangan dari Liverpool dan Chelsea di babak sebelumnya.
Selain itu, Modric juga berpeluang tampil di partai final keenamnya bersama Madrid dengan predikat juara tahun lalu saat mengalahkan Liverpool.
“Itu memberi motivasi ekstra, bermain di kompetisi ini untuk Real Madrid. Ketika Anda tahu bahwa Anda sudah dekat dengan final lainnya, Anda ingin memberikan segalanya. Itu penting, bahwa kita hampir melakukan sesuatu yang bersejarah,” ujar Modric.
Baca Juga: Akhiri Penantian 32 Tahun, Terima Kasih Garuda Muda!
Sementara Carlo Ancelotti merupakan pelatih yang paling berprestasi dalam sejara Liga Champions dengan kemenangan empat kali sebagai pelatih, serta dua kali sebagai pemain.
Anggapan jika City merupakan tim terbaik dunia saat ini tak membuat Carlo bergemin. Ia mengatakan jika mental para pemain akan menjadi faktor penting untuk memenangi laga.
“Tidak masalah jika Anda tim terbaik di dunia, Anda tidak akan memenangkan setiap pertandingan 100%. Ini bagian mental, kepribadian, karakter, mentalitas di saat sulit. Ini bukan hanya soal kualitas pemain,” tutur Carlo Ancelotti.
“Yang saya inginkan adalah tim yang bisa membaca permainan dengan baik. Kami akan mengalami saat-saat menderita dan kami harus bertahan, untuk membaca situasi itu dan mengetahui kapan lawan berada dalam kesulitan,” pungkasnya.