bakabar.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (15/5) diperkirakan bergerak variatif (mixed) seiring dengan neraca perdagangan Indonesia periode April 2023 yang diprediksi masih akan mencatatkan surplus.
IHSG dibuka menguat 10,37 poin atau 0,15 persen ke posisi 6.718,13. Sementara itu kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 2,91 poin atau 0,31 persen ke posisi 935,13.
"IHSG hari ini diprediksi bergerak mixed dalam range 6.690 hingga 6.790," ujar Financial Expert Ajaib Sekuritas Chisty Maryani, di Jakarta, Senin (15/5).
Badan Pusat Statistik (BPS) akan melaporkan neraca perdagangan Indonesia periode April 2023 pada siang ini, Senin (15/5), yang diperkirakan akan surplus 3,34 miliar dolar Amerika Serikat (AS), dibandingkan periode Maret 2023 yang surplus 2,91 miliar dolar AS.
Baca Juga: Indonesia Resmi jadi Pemegang Saham Terbesar Ketiga di IsDB
Selain itu, sentimen pergerakan IHSG hari ini adalah bahwa Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing dari awal tahun hingga 11 Mei 2023, yaitu data nonresiden tercatat beli neto Rp64,59 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan beli neto sebesar Rp15,29 triliun di pasar saham.
Kemudian, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian melaporkan terdapat total 156 Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah selesai hingga awal Mei 2023, yang mana PSN yang diharapkan selesai hingga akhir 2023 adalah 27 PSN, serta 31 PSN diharapkan rampung hingga 2024 dengan total nilai semua kisaran Rp420 triliun.
Dari mancanegara, Producer Price Index (PPI) AS periode April 2023 tercatat di level 2,3 persen year on year (yoy), atau lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang di level 2,7 persen (yoy), dan lebih rendah dari konsensus 2,4 persen (yoy).
Baca Juga: Saham BRI Sentuh Level Tertinggi, Dirut: Fokus pada Segmen UMKM
Sementara itu, dalam periode bulanan, tercatat di level 0,2 persen month to month (mtm), atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya minus 0,4 persen (mtm).
Adapun, Core PPI AS tercatat di level 3,2 persen (yoy), atau lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya 3,4 persen (yoy), dan lebih rendah dari konsensus 3,3 persen (yoy).