Sayur Silangan

Sayur Silangan untuk Detoksifikasi Tubuh dari Dampak Polusi Udara

Polusi udara buruk berdampak serius pada kesehatan manusia. Supaya kesehatan tubuh tetap stabil, sayuran bisa jadi kunci sehat.

Featured-Image
Sayur silangan atau crucifers vegetables. Foto: Mediterranean/istock photo

bakabar.com, JAKARTA - Polusi udara buruk berdampak serius pada kesehatan manusia. Supaya kesehatan tubuh tetap stabil, sayuran bisa jadi kunci sehat.

Melansir Blue Zone, untuk menjaga kesehatan paru-paru adalah dengan meningkatkan kinerja enzim detoksifikasi melalui konsumsi makanan. Khususnya sayur silangan.

Sayuran silangan, juga dikenal sebagai cruciferous vegetables, adalah kelompok sayuran yang termasuk dalam keluarga Brassicaceae. Mereka memiliki ciri khas daun berbentuk salib dan umumnya kaya akan nutrisi serta senyawa bioaktif yang bermanfaat bagi kesehatan.

Mengonsumsi makanan seperti brokoli memiliki efek yang signifikan dalam meningkatkan aktivitas enzim detoksifikasi di dalam hati dan juga membantu mengurangi tingkat peradangan dalam tubuh kita.

Baca Juga: Kawasan Blue Zone, Jalan Menuju Umur Panjang dan Kesehatan Optimal

Mengonsumsi lebih dari dua cangkir brokoli, kubis, kembang kol, kangkung, dan sayuran silangan lainnya setiap hari dapat mengurangi risiko kematian hingga 20%, dibandingkan dengan asupan lebih sedikit.

Senyawa sulforaphane berperan penting sebagai stimulan kuat bagi enzim detoksifikasi tubuh. Mayoritas penelitian menekankan efeknya dalam melawan perkembangan kanker.

Riset baru menunjukkan senyawa ini juga bisa melawan inflamasi akibat polusi. Dalam penelitian, dua kelompok diuji terhadap polutan. Satu kelompok diberi ekstrak kecambah brokoli (setara 1-2 cangkir per hari), kelompok lain tidak. Hasilnya: kelompok konsumsi brokoli tak alami peradangan saluran napas, berbeda dengan kelompok lain. Bahkan, peradangan dalam kelompok pertama terus menurun seiring waktu.

Berikut beberapa contoh sayuran silangan dikutip dari Blue Zone:

Brokoli

Sayur brokoli kaya akan serat dan vitamin C. Foto: katesmirnova/istock photo
Sayur brokoli kaya akan serat dan vitamin C. Foto: katesmirnova/istock photo

Kaya akan serat, vitamin C, vitamin K, dan senyawa sulforaphane yang memiliki sifat antioksidan dan potensi melawan kanker.

Kubis
Kubus mengandung vitamin K dan C. Foto: professor25/istock photo
Kubus mengandung vitamin K dan C. Foto: professor25/istock photo
Sumber vitamin K, vitamin C, dan serat. Tersedia dalam berbagai jenis, seperti kubis hijau, kubis merah, dan kubis Savoy.

Kubis Brussel
Kubis brussel atau brussel sprout kaya akan vitamin K. Foto: sanny11/istock photo
Kubis brussel atau brussel sprout kaya akan vitamin K. Foto: sanny11/istock photo

Mengandung vitamin K, vitamin C, serat, dan senyawa glukosinolat yang berkontribusi pada manfaat kesehatan.

Kembang Kol
Kembang kol kaya akan serat. Foto: baloncici/istock photo
Kembang kol kaya akan serat. Foto: baloncici/istock photo

Kaya akan vitamin C, vitamin K, dan senyawa glucosinolate. Kembang kol juga tersedia dalam berbagai warna, termasuk putih, ungu, dan hijau.

Arugula
Sayur arugula mengandung. Foto: pilipphoto/istock photo
Sayur arugula mengandung senyawa glucosinolate. Foto: pilipphoto/istock photo

Juga dikenal sebagai roket atau rucola, mengandung vitamin K, vitamin A, dan senyawa seperti glucosinolate.

Lobak
Lobak mengandung. Foto: meteo021/istock photo
Lobak mengandung vitamin C. Foto: meteo021/istock photo

Baik lobak putih maupun lobak merah mengandung serat, vitamin C, dan senyawa seperti glucosinolate.

Sayuran silangan dikenal karena kemampuannya dalam mendukung sistem detoksifikasi tubuh, memiliki sifat antiinflamasi, dan melindungi tubuh dari risiko penyakit kronis seperti kanker dan penyakit jantung.
Maka dari itu, mengintegrasikan brokoli dan berbagai jenis sayuran silangan ke dalam pola makan kita mungkin merupakan metode yang ekonomis dan efektif dalam melawan risiko penyakit jangka panjang yang dapat disebabkan oleh paparan polusi udara.
Editor


Komentar
Banner
Banner