Peristiwa & Hukum

Satpam Resah, RSUD Ratu Zalecha Martapura Terapkan Outsourcing

Direksi RSUD Ratu Zalecha Martapura menerapkan tenaga alih daya (outsourcing) mulai 2024 bagi para satuan pengamanan (Satpam) menuai protes.

Featured-Image
Fahrizal (depan) bersama satpam RSUD Ratu Zalecha Martapura di DPRD Banjar, Selasa (2/1). Foto-apahabar.com/Hendra Lianor

bakabar.com, MARTAPURA - Direksi RSUD Ratu Zalecha Martapura menerapkan tenaga alih daya (outsourcing) mulai 2024 bagi para satuan pengamanan (Satpam) menuai protes.

Direksi rumah sakit tengah mengupayakan jalan tengah mencarikan solusi terbaik, namun belum memuaskan para satpam. Mereka dihantui sejumlah kehawatiran jika berada di bawah outsourcing.

Di antara kekhawatirannya, rentan pemecatan atau mutasi di tengah jalan. Terlebih adanya batasan usia jika di bawah outsourcing.

"Banyak usia kawan - kawan ini sudah mendekati usia 50 tahun, kami kasihan kalau yang lain tidak diterima (outsourcing)," ujar Fahrizal, saat menyampaikan aspirasi di DPRD Banjar, Selasa (2/1/2024) siang.

Keresahan itu, kata Rizal, bercermin dari outsourcing satpam rumah sakit di Banjarbaru, di sana sejumlah satpam tidak lolos dan berakhir menganggur.

Rizal bilang, seandainya ada pilihan antara outsourcing atau badan layanan umum daerah (BLUD), ia dan kawan - kawannya lebih memilih BLUD meski dengan gaji minim.

"Tapi tidak ada opsi BLUD. Yang kami inginkan, pengabdian kami selama belasan tahun dihargai dengan tetap bisa bekerja di rumah sakit, meski gajinya cuma 1,3 juta rupiah," terangnya.

Paginya, sebelum para satpam ini ke DPRD Banjar, Direksi RSUD Ratu Zalecha telah mengadakan pertemuan untuk mencari solusi, di aula rumah sakit.

Plt Dirut RSUD Ratu Zalecha Martapura, Ikhwansyah mengakui ia sangat memaklumi atas keresahan para satpam. Sehingga apa yang diinginkan para satpam akan diakomodir rumah sakit.

Di sisi lain, penerapan outsourcing kata Ikhwansyah, sesuai Surat Menteri PANRB Nomor B/185/M.SM.02.03/2022, yang menyebutkan pegawai non ASN seperti sopir, satpam, tenaga kebersihan dilakukan melalui outsourcing.

Ikhwansyah mengatakan penerapan outsourcing sudah final. Meski demikian, ia memastikan satpam yang diberdayakan tetap yang sudah ada. Tidak ada pergantian.

Plt Dirut RSUD Ratu Zalecha Martapura, Ikhwansyah. Foto-bakabar.com/Hendra Lianor
Plt Dirut RSUD Ratu Zalecha Martapura, Ikhwansyah. Foto-bakabar.com/Hendra Lianor

"Kita menyadari, teman - teman satpam di sini sudah berusia dan sudah merasa memiliki rumah sakit. Kami sudah meminta pihak perusahaan outsourcing untuk mengakomodir permintaan satpam di sini, sehingga tidak ada yang diganti," ujar Ikhwansyah.

Ikhwansyah juga tidak menutup kemungkinan, jika ada para satpam punya keahlian tertentu, bakal direkrut sebagai tenaga khusus di rumah sakit.

Soal adanya kekhawatiran pemecatan di bawah outsourcing, Ikhwansyah bilang, itu tergantung kinerja individu satpam sendiri kepada perusahaan.

"Dengan kinerja yang baik saya rasa tidak akan dipecat," tutur Ikhwansyah yang baru dua bulan menjabat sebagai Plt RSUD Ratu Zalecha ini.

Ia mengakui, selama 2023 ini tidak ada sosialisasi soal outsourcing kepada satpam. Namun pernah ada pada tahun 2022.

"Untuk penerapan outsourcing ini kita di sini sudah ketinggalan. Di Kalsel sudah semuanya menerapkan outsourcing, hanya kita belum menerapkan aturan ini," tandas Ikhwansyah.

Sekedar diketahui, pihak RSUD Ratu Zalecha Martapura sudah bekerja sama dengan perusahaan penyedia satpam, yaitu PT Bisa Sarana Mutiara (PT. BSM) yang juga menyediakan satpam di sejumlah rumah sakit di Kalsel.

Baca Juga: Kronologis Kematian Warga Binaan Lapas Karang Intan di Toilet RSUD Ratu Zalecha Martapura

Editor


Komentar
Banner
Banner