apahabarcom, SURABAYA - Alisya Tirza Azira, Aremanita (supporter wanita Arema FC) yang menyaksikan pertandingan Arema versus Persebaya yang berujung tragedi Kanjuruhan, menceritakan situasi mencekam di Stadion Kanjuruhan Malang, 1 Oktober 2022 lalu.
Alisya mengatakan saat itu dirinya menonton pertandingan dari Tribun VIP, sehingga bisa melihat dengan jelas ke setiap sisi stadion Kanjuruhan.
“Saya datang jam setengah enam,” katanya memulai kesaksiannya di ruang Cakra PN Surabaya, Kamis (9/2).
Baca Juga: Tim Gabungan Aremania Minta Polri Investigasi Tragedi Kanjuruhan dengan Profesional
Saat Arema sudah tertinggal dengan skor 2-3 riak kericuhan kecil mulai terjadi. Aremania mulai menyanyikan lagu-lagu bernada penghinaan dan ancaman terhadap tim tamu.
Mendekati akhir babak kedua mulai ada pelemparan-pelemparan ke arah bench Persebaya. Botol-botol beterbangan. Tidak hanya ke pemain Persebaya, tapi juga ke arah polisi. Flare atau suar juga terlihat menyala di berbagai sisi stadion.
Ketika peluit panjang berbunyi, suporter semakin anarkis. Mereka memasuki stadion. Lemparan benda-benda berbahaya makin banyak. Bahkan ada batu dan kursi yang dilemparkan.
Baca Juga: Sesatnya Klaim soal Tragedi Kanjuruhan Bukan Pelanggaran Berat
Cerita Alisya ini dibuktikan dengan rekaman video yang diambilnya sendiri.
“Saya memang selalu merekam setiap nonton Arema,” katanya sambil menunjukan video dari handphone-nya.
Kemudian Alisya turun ke pinggir lapangan menemui temannya dari RS Wava Husada yang berada di Ambulance. Niatnya menunggu hingga jalanan sepi baru ia pulang. Tapi kericuhan semakin membesar. Ia melihat banyak korban berjatuhan. Suporter terus menyerang polisi.
Saat memberikan kesaksian di PN Surabaya, Alisya menutup wajahnya. Seakan tidak ingin terekspos kamera wartawan, ia mengenakan hoody dan masker.