bakabar.com, JAKARTA - Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE) menyentuh rekor tertingginya sejak IPO hinggar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2022 berakhir.
Pada perdagangan Selasa 5 Juni 2023, saham PGE ditutup di harga Rp925 rupiah per lembar saham. Ini jadi rekor tertinggi atau all time high sejak listing perdana pada 24 Februari 2023.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta Utama menilai sentimen jangka pendek terhadap pergerakan saham PGEO lebih dipicu pembagian dividen tersebut, kendati aksi profit taking akan terjadi, namun saham PGEO dianggap menarik untuk jangka panjang.
Baca Juga: Kuartal I-2023, PGE Catat Kenaikan Laba Bersih 49,3 Persen
"Kinerja PGEO sejauh ini memang profitable dan jika melihat kenaikan harga saham biasanya investor mengakumulasi saham sebelum RUPST dengan melihat adanya pembagian dividen," ujar Nafan dalam keterangan resmi yang diterima bakabar.com, Rabu (7/8).
Berdasarkan prospektus IPO PGE, Perseroan akan memberikan dividen maksimal 50% dari laba bersih. Kebijakan itu berlaku untuk laba 2023 dan seterusnya.
Sementara itu, dalam RUPST yang digelar awal pekan ini, pemegang saham menyetujui pembayaran dividen sebesar $100 juta atau 78% dari laba bersih 2022. Sebagai informasi, agenda lain yg diputuskan dalam RUPST yaitu pergantian Direktur Utama dan Direktur Operasi diharapkan mampu mendukung ekspansi ke depan.
Baca Juga: Wujudkan Bisnis Berkelanjutan, PGE Jajaki Kerja Sama dengan Jepang
Julfi Hadi kini didapuk sebagai Direktur Utama baru PGE menggantikan Ahmad Yuniarto. Julfi sebelumnya menjabat sebagai Presiden Direktur PT Medco Cahaya Geothermal, anak usaha PT Medco Power Indonesia. Selain itu, RUPST yang digelar pada Senin (5/6) kemarin juga menunjuk Direktur Operasi baru, yaitu Ahmad Yani.
Nafan Aji menilai sosok Direktur Utama dan Direktur Operasi PGE tersebut memiliki komitmen dan political will yang kuat untuk terus meningkatkan strategi bisnis pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) ke depan.
Selain itu, strategi jangka panjang dan penganggaran belanja modal juga dianggap esensial sebagai hal yang diperhatikan oleh investor. Terlebih, menurut Nafan, PGE memiliki potensi besar mengingat Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekayaan geothermal terbesar di Asia Tenggara.