bakabar.com, SOLO - Mantan Walikota Solo, Fx Hadi Rudyatmo membantah pernyataan Gibran saat debat kedua cawapres yang digelar Jumat, (22/12) malam. Sosok anak presiden jadi alasan utama.
Gibran menyebut bahwa jumlah anggaran yang digelontorkan ke Solo sebelum dirinya menjabat sebagai Walikota lebih besar.
"Endak, endak (lebih besar) kalau pada saat saya. Lebih besar mas Gibranlah, jawabannya sebetulnya satu kata saja. Karena anak presiden," tuturnya.
Baca Juga: Gibran Dinilai Unggul dalam Debat, TKD Jatim: Skor 8
Rudy menceritakan susahnya mendapatkan anggaran dari pemerintah pusat untuk pembangunan infrastruktur di Kota Solo.
Rudy mencontohkan salah satunya untuk membangun Flyover Manahan. Dirinya mengaku semasa menjabat sebagai walikota mencari sendiri bantuan dana dari pusat.
"Kita kesana sendiri dengan dasar perencanaan yang ada. Aturannya tentang lintasan sebidang yang harus ditutup.
Ndak setahun dua tahun, saya sudah berapa tahun baru dapat. Tidak langsung mengocor (dananya) itu enggak," ungkapnya.
Baca Juga: Gibran Sentil Cak Imin soal Bangun 40 Kota Selevel Jakarta: Aneh Ya
Rudy menambahkan mudahnya mendapatkan dana pembangunan infrastruktur di era Gibran menjabat menjadi Walikota Solo. Dapat menjadikan kecemburuan pada kota ataupun di kabupaten lain.
"Ketika saya nyari proyek saya datang sendiri dan ngantar kepala dinasnya. Lobi-lobi dari pemerintah pasti walikota ikut. Inikan endak, itu yang menjadi kecemburuan kota kabupaten lain," terangnya.
Saat melobipun Rudy lanjut menceritakan bahwa dirinya harus dapat meyakinkan proyek yang akan dikerjakan tidak ada kendala non teknis ataupun permasalahan yang muncul dikemudian hari.
"Harus meyakinkan kalau ada kendala non teknis bisa saya selesaikan. Tanpa ada masalah. Kedua bahwa pemerintah kita yakini punya anggaran. Sehingga rumah tidak layak huni dari menteri PUPR itupun juga hasil lobi-lobi yang waktu itu saya lakukan selama menjadi walikota," katanya.
Baca Juga: Hadapi Debat Cawapres, Prabowo-Gibran Kompak dengan Kemeja Biru
"Waktu saya menjadi wakil sampai walikota. Justru saya yang sering ngantri anggaran. Namun Solo ya lebih dari kota dan kabupaten lain. Karena kita ada komunikasi yang baik dengan pemerintah pusat. Tapi itu 2 sampai 3 tahun baru terealisasi. Kalau gak kenal sama sekali ga mungkin terealisasi.
Kita kesana bawa proposal. Kita loby ke komisi dan itu tidak pernah saya kehilangan uang satu sen pun," tuturnya.