bakabar.com, JAKARTA - Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Dini Hanggandari menegaskan rasio kewirausahaan di Tanah Air baru 3,47 persen dari jumlah penduduk. Angka itu masih jauh dari negara maju, namun hadirnya program online single submission (OSS) bisa ditingkatkan.
"Adanya OSS, maka sistem perizinan berbasis teknologi informasi yang mengintegrasikan perizinan di daerah dan pusat semakin mempermudah kegiatan usaha di dalam negeri," ujarnya dalam webinar Penumbuhan Wirausaha Baru IKM Makanan dan Minuman hasil kerja sama Kementerian Perindustrian bersama Marwan Jafar Komisi VII di Pati, Selasa (14/3).
Program OSS tersebut, kata dia, diperkenalkan sejak tahun 2018, menjadi langkah konkret mendongkrak rasio kewirausahaan. Sementara rasio kewirausahaan di negara-negara maju, kata dia, berkisar 10-12 persen, sehingga Indonesia masih jauh tertinggal.
Untuk itulah, sejumlah upaya dilakukan, termasuk meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan UMKM. Caranya melalui program kredit usaha rakyat atau KUR yang merupakan kredit pembiayaan modal kerja dan atau investasi kepada debitur individu atau perseorangan, badan usaha atau kelompok usaha.
Baca Juga: Tingkatkan Daya Saing, Kemenperin Dukung Industri Furnitur
"Industri kecil menengah atau IKM sebagai bagian dari industri manufaktur Indonesia juga tidak luput dari upaya pemerintah tersebut," ujar Dini.
Dengan digelarnya seminar penumbuhan dan pengembangan wirausaha baru IKM di Kabupaten Pati, Blora, Rembang dan Grobogan dengan menggandeng pemerintah daerah setempat, kata Dini, juga menjadi bagian penggerak roda perekonomian nasional, karena wirausaha IKM juga berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan menciptakan nilai tambah barang dan jasa.
Lebih jauh, Dini mengungkapkan, industri manufaktur masih menjadi primadona industri dalam negeri. Hal itu tercermin dalam purchasing managers index (PMI) atau indeks manajer pembelian manufaktur Indonesia dengan pencapaian 50,9 pada Desember 2022.
"Angka tersebut menunjukkan cukup tinggi, sedangkan berdasarkan data rilis PMI global rata-rata PMI di Negara Asean yaitu 50,3, untuk zona Eropa 47,8 dan Global 47,8," pungkasnya.