Pembiayaan Rumah

PUPR - Bank Dunia Terlibat Program Pembiayaan Rumah dan BSPS

Kementerian PUPR bersama Bank Dunia berkolaborasi bantu pelaksanaan program pembiayaan rumah dan bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) bagi masyarakat.

Featured-Image
Ilustrasi - Warga berdiri di lokasi pembangunan perumahan bersubsidi di Indramayu, Jawa Barat. Foto: ANTARA

bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bersama Bank Dunia berkolaborasi membantu pelaksanaan program pembiayaan rumah dan bantuan stimulan perumahan swadaya (BSPS) bagi masyarakat.

Sekretaris Direktorat Jenderal Perumahan M. Hidayat mewakili Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Iwan Suprijanto dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (24/5), menjelaskan Kementerian PUPR bersama Bank Dunia telah berkolaborasi melaksanakan National Affordable Housing Program (NAHP) untuk membantu sebanyak 263.520 unit rumah masyarakat di seluruh Indonesia.

“Proyek NAHP telah berhasil mencapai dan memenuhi sebagian besar indikator proyek dalam menyalurkan 30.422 subsidi KPR BP2BT untuk pemilik rumah pertama serta melayani 233.098 rumah tangga yang berada di bawah garis kemiskinan melalui hibah dan dukungan teknis BSPS untuk peningkatan akses terhadap rumah layak huni,” ujar M. Hidayat.

Tujuan utama NAHP adalah untuk meningkatkan akses terhadap perumahan yang terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Hidayat mengungkapkan, penyediaan rumah yang layak huni dan terjangkau khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah telah menjadi prioritas Pemerintah Indonesia.

Baca Juga: Hunian TOD, Kementerian PUPR: Dapat Membantu Millenial Miliki Rumah

“Saya menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang tulus atas dukungan yang luar biasa, kerja sama tim, dan kemitraan dari Bank Dunia serta semua pihak yang terlibat dalam keberhasilan pelaksanaan NAHP," kata Hidayat.

Program NAHP merupakan bagian dari solusi yang berkelanjutan dan terobosan yang signifikan agar masyarakat akan terus menemui kesulitan untuk mendapatkan hak atas rumah layak huni.

Hidayat juga membeberkan bahwa NAHP turut dalam pengembangan Housing and Real Estate Information System (HREIS), studi mengenai sisi pasokan perumahan yang terjangkau, strategi untuk PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) untuk mendorong pertumbuhan pasar KPR, pengembangan studi kasus untuk Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk perumahan terjangkau, serta Housing Policy Grand Design yang mendalam dan multidimensi.

NAHP juga dinilai telah meletakkan dasar bagi masa depan pengembangan sektor perumahan di Indonesia untuk mencapai skala dan kapasitas yang diperlukan dalam menciptakan akses universal terhadap perumahan layak dan terjangkau. Keberhasilan dan pencapaian NAHP tidak akan dapat terlaksana tanpa kolaborasi yang solid, inovasi yang kuat, dan komitmen yang kuat dari berbagai pemangku kepentingan yang menghasilkan dampak yang signifikan dan tahan lama.

Baca Juga: Tol Cisumdawu, Menteri PUPR: Beroperasi Seluruhnya Juni Tahun Ini

Sementara itu, Manager Operasional Bank Dunia Regional Indonesia dan Timor-Leste Bank Dunia Bolormaa Amgaabazar mengatakan pesatnya urbanisasi telah menyebabkan besarnya permintaan rumah di seluruh Indonesia.

"Pada tahun 2017 Bank Dunia telah menyediakan 450 juta dolar AS untuk (NAHP) guna mendukung sektor perumahan terjangkau di Indonesia dengan bekerja sama dengan Kementerian PUPR," katanya.

NAHP bertujuan untuk meningkatkan akses terhadap rumah yang terjangkau bagi MBR sekaligus mendukung pemerintah dalam memenuhi sasaran Sustainable Development Goals (SDG) 11.1 yaitu menjadikan kota dan permukiman inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.

Baca Juga: Jokowi Targetkan Pembangunan Perumahan di IKN Rampung Juni 2024

"Dan mendukung pencapaian target Program Sejuta Rumah (PSR),” kata Bolormaa Amgaabazar.

Keberhasilan NAHP, lanjutnya, menunjukkan kemitraan yang erat antara Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia dalam mengatasi tantangan dan hambatan yang telah mengakar di pasar perumahan Indonesia.

Editor
Komentar
Banner
Banner