bakabar.com, SOLO - Puluhan warga diduga mengalami keracunan usai makan terik daging sapi di hajatan pernikahan di daerah Kadipiro RT 04 RW 10, Minggu, (19/11) kemarin.
Kata Camat Banjasari, Beni Supartono kasus keracunan tersebut menurutnya baru diketahui adanya dugaan.
"Untuk penanganan itu baru diduga, baru diperiksa sama reskrim polres. Belum tahu bukti-bukti visumnya belum tahu. Bukti labnya belum keluar," ujarnya saat dihubungi, Senin, (20/11).
Beni menjelaskan warga tidak langsung mengalami keracunan. Karena baru selang 5 jam diketahui warga mengalami keluhan kepala yang pusing.
Baca Juga: Geger Keracunan Massal di Amuntai Kalsel: Satu Tewas, Puluhan Dirawat
"Jadi bukan seketika langsung habis makan langsung itu engga. Setelah 5 jam, baru dirawat di 2 rumah sakit. Jadi ada yang pusing-pusing segala macam, sebagian lari ke Rumah Sakit Brayat sama Rumah Sakit Ngipang. Kalau informasi yang saya dapat kemarin kan ada 18 sama 9 jumlahnya," tambah Beni.
Sampai dengan hari ini Beni juga belum dapat memastikan, sudah ada berapa warga yang pulang ke rumah. Ataupun warga yang masih menginap di rumah sakit.
"Saya belum konfirmasi lagi, karena hasil labnya belum keluar. Baru diduga keracunan akibat terik daging sapi. Belum tau juga yang diambil sampel apakah bermasalah betul apa ndak belum tau juga," tandasnya.
Sementara itu Polresta Solo saat ini tengah mendalami peristiwa keracunan massal yang menimpa puluhan warga di Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari tersebut.
Baca Juga: Warga Cianjur Diduga Keracunan Usai Santap Hidangan Maulid Nabi
Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi mengatakan, sampel makanan telah dikirim ke Labfor (laboratorium forensik) Polda Jateng.
"Memang ada kejadian itu, dimana ada salah seorang warga yang menggelar hajatan. Kemudian jarak berapa waktu ada beberapa tamu yang mengeluh mual," beber Iwan.
Dari informasi kepolisian, 19 orang dibawa ke salah satu RS di Solo, Minggu (19/11) sore. Kemudian pada malam hari jumlah warga masuk RS bertambah menjadi 30 orang.
Mayoritas warga yang mendatangi RS menjalani rawat jalan. Hanya dua orang yang membutuhkan perawatan di RS.
Adapun, kata Iwan, pihaknya juga telah menurunkan tim Lab forensik untuk melakukan pendalaman terkait keracunan tersebut.
"Kemudian langsung kita kirim ke Labfor untuk langsung dilakukan pemeriksaan lebih mendalam terkait penyebab keracunan ini," jelas Iwan.