Peristiwa & Hukum

Keracunan Massal MBG di Banjar Jadi Pelajaran, Polda Kalsel Jaga Ketat Kualitas Menu di SPPG

Sampel makanan yang diduga menjadi biang keracunan pun dicek dan dibawa langsung ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Surabaya.

Featured-Image
Kapolda Kalsel, Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan saat diwawancarai terkait pemeriksaan kasus keracunan massal MBG di Kabupaten Banjar. Foto: Syahbani

bakabar.com, BANJARBARU - Penyebab keracunan massal Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kabupaten Banjar yang terjadi pada 9 Oktober lalu masih diselidiki polisi. 

Sampel makanan yang diduga menjadi biang keracunan pun dicek dan dibawa langsung ke Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Surabaya. 

Kapolda Kalsel, Irjen Pol Rosyanto Yudha Hermawan bilang, hingga saat ini pihaknya masih menunggu hasil uji dari laboratorium. 

“Kami masih menunggu hasil dari laboratorium,” ujar Jenderal bintang dua itu, Senin (13/10).

Sedikitnya ada 78 korban dilaporkan mendapatkan penanganan di RSUD Ratu Zalecha Martapura pascakeracunan. 

Mereka berasal dari tiga sekolah, SMA IT Assalam Martapura, SD Muhammadiyah Martapura dan SDN 1 Pasayangan Martapura.

Kasus keracunan massal itu tentu menjadi pelajaran. Kapolda Kalsel tak ingin kejadian serupa terulang lagi.

Pengawas terhadap sentra Pelayanan Polisi Gizi (SPPG) mesti dilakukan dengan sungguh-sungguhan. Khususnya SPPG yang didirikan Polri.

Sejauh ini dari 14 SPPG Polri di Kalsel yang direncanakan dibangun, 4 sudah beroperasi. Sementara sepuluh lainnya dalam tahap pembangunan dan verifikasi.

“SPPG Polri ini akan menjadi percontohan nasional. Kami lakukan quality control ketat agar tidak ada kasus keracunan. Semua bahan makanan dikontrol langsung oleh ahli gizi dan Dinas Kesehatan,” tegasnya.

Yudha menambahkan, kasus dugaan keracunan yang sempat terjadi di Kabupaten Banjar sedang ditangani dengan serius. 

“Prinsipnya, Polri ingin memastikan keamanan dan kesehatan masyarakat menjadi prioritas,” pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner