bakabar.com, JAKARTA – Seorang pria yang diduga merupakan anggota kelompok pembunuh jurnalis Arab Saudi, Jamal Khashoggi, dilaporkan tertangkap oleh Kepolisian Perancis pada Selasa (7/12).
Mengutip CNN Indonesia, Rabu (8/12), penyelidik berusaha untuk memastikan pria yang ditangkap dengan membawa paspor atas nama Khalid Alotaibi memang pria dengan nama yang sama yang dicari oleh Turki.
Pria tersebut ditahan oleh polisi perbatasan berdasarkan surat perintah penangkapan yang dikeluarkan oleh Turki saat dia akan naik pesawat ke Riyadh dari bandara Charles de Gaulle Paris.
Ia dikenai sanksi oleh AS atas pembunuhan Khashoggi, yang kasus pembunuhannya tahun 2018 lalu menjadi sorotan publik.
Khalid Alotaibi adalah salah satu dari 26 warga Saudi yang didakwa secara ‘in absentia’ oleh Turki atas pembunuhan Khashoggi, dalam persidangan yang berlangsung pada Oktober 2020.
Jika terbukti bersalah, Khalid Alotaibi terancam hukuman penjara seumur hidup.
Pemeriksaan masih berlangsung untuk memastikan identitasnya benar dan bahwa surat perintah penangkapan berlaku untuknya. Sumber AFP lain yang dekat dengan kasus tersebut menambahkan bahwa penahanan dapat berlangsung hingga 48 jam.
Di antara 26 orang yang diadili secara in absentia di Turki adalah mantan ajudan Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman. Namun, belum ada pejabat Saudi yang pernah menhadiri persidangan.
Alotaibi juga merupakan salah satu dari 17 orang yang ditetapkan oleh Departemen Keuangan AS pada 2018 atas peran mereka dalam pembunuhan itu.
Jika pria yang ditangkap benar merupakan anggota tim pembunuhan Khashoggi, dia kemudian akan bersaksi di hadapan jaksa Prancis.
Pada September 2020, pengadilan Saudi menangguhkan lima hukuman mati yang dikeluarkan setelah persidangan tertutup di Arab Saudi, dengan menjatuhkan hukuman 20 tahun penjara kepada para terdakwa.
Sebagai informasi, Jamal Khashoggi merupakan seorang jurnalis asal Arab Saudi yang tinggal di Amerika Serikat. Tulisan-tulisannya kerap dimuat di The Washington Post.
Ia diduga dihabisi nyawanya ketika memasuki konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober 2018 untuk mengajukan dokumen untuk menikahi tunangannya dari Turki.
Menurut pejabat AS dan Turki, kelompok pembunuh Khashoggi yang menunggu di dalam mencekiknya dan memotong-motong tubuhnya.
Pembunuhan mengerikan tersebut lantas memicu kemarahan internasional, dengan badan-badan intelijen Barat menuduh Pangeran Mohammed bin Salman mengizinkan pembunuhan Khashoggi.