Opini

Presiden Jokowi Bawa Mobil Kepresidenan dari Ibukota ke Tabalong

Hampir satu bulan ini saya harus bolak balik Banjarmasin – Tabalong. Kabupaen Tabalong adalah salah satu kabupaten dari 13 kabupaten kota se Kalimantan Selatan.

Featured-Image
M Syarbani Haira. Foto-Istimewa

Oleh: M Syarbani Haira

HAMPIR satu bulan ini saya harus bolak balik Banjarmasin – Tabalong. Kabupaten Tabalong adalah salah satu kabupaten dari 13 kabupaten kota se Kalimantan Selatan.

Jarak antara Kota Banjarmasin ke Kabupaten Tabalong ini sekitar 250 kilometer. Sedang jika melakukan perjalanan darat dari Balikpapan Kalimantan Timur ke Tabalong sepanjang 287 kilometer (perjalanan darat 7 jam). Atau jika dari kabupaten Paser sepanjang 276 kilometer (perjalanan 6 jam)

Setelah balik ke Banjarmasin, kemarin Rabu 15 Maret 2023, saya kembali ke Tabalong. Perjalanan sekitar 5 jam jalan darat, melalui Barito Kuala, Margasari Kabupaten Tapin dan Kalumpang Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Jika makan siang di Kota Dodol tersebut umumnya adalah Katupat Kandangan.

Beruntungnya, warung yang saya singgahi ada juga makanan khas Banjar seperti ikan bakar, menggunakan sayur waluh. Saya memilih iwak haruan, dan Kang Surya yang membantu perjalanan saya memilih Ikan Nila bakar. Warung rakyat ini sangat cocok untuk lidah saya, dengan sambel khas buat kaptupat. Harganya pun tergolong murah.

Setiba di Tabalong, saya mendatangi teman-teman panitia Muktamar Rabithah Melayu Banjar di area “Istighosyah dan Doa Bersama”.

Seperti diketahui, Rabithah Melayu Banjar, sebuah perkumpulan kolaborative Melayu dan Banjar, yang didirikan bulan Agustus 2022 lalu, memilih menyelenggarakan muktamarnya di Kabupaten Tabalong. Hajat besar perkumpulan ini, empowering society untuk keagamaan dan peradaban, kebudayaan. Istilah arabnya “harakan diniyah wa al-hadarah”. Substansinya peningkatan human resources masyarakat Melayu Banjar, baik social ekonomi, politik, sain dan kebudayaan.

Mengawali debutnya, perkumpulan ini mengawali kajian-kajian social politik, ekonomi dan keagamaan. Pertama, soal kontinyuitas kepemimpinan nasional dan akselarasi pembangunan nasional. Kedua, soal Ibukota Nusantara yang akan mulai beroperasi tahun 2024 mendatang, bisa berjalan sukses sesuai harapan dan kesepapkatan. Ketiga, damainya republic ini dari gangguan-gangguan dari faksi-faksi yang kerapkali menggunakan politik identitas dan dogma keagamaan daalam gerakan mereka.

Gagasan pergerakan ini sempat disampaikan kepada Presiden Republik Indonesia, Ir. Haji Joko Widodo bulan Januari 2023 lalu di Istana Negara. Ternyata ada simbios antara keinginan Bapak Presiden Joko Widodo dengan Rabithah Melayu Banjar. Maka itu beliau pun setuju dan siap hadir dalam muktamarnya yang pertama ini. Selain Bapak Presiden juga ingin blusukan ke Kabupaten Tabalong, melakukan silaturahim dengan warga Tabalong khususnya, sekaligus menyerap aspirasi rakyat setempat.

Saat kami tiba (sekitar pukul 13.00 wita) di kabupaten yang akan menjadi tempat kunjungan Presiden Joko Widodo, persiapan masih dilakukan. Tetapi meeka optimis, Kamis pagi ini semruanya sudah beres. Lapangan yang biasa dipakai apel pemerintah kabupaten Tabalong itu sedang dipasang seperangkat kebutuhan buat kegiatan istighosyah dan doa bersama.

Pada pukul 15.00 wita, Panitia Muktamar mengadakan Konperensi Pers di sebuah café di kawasan pasar Tanjung. Saya hadir bersama sejumlah pimpinan dan pejabat utama Rabithah Melayu Banjar. Perkumpulan yang sudah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Hukum dan HAM RI ini mengundang sekitar 30 jurnalis media

Saya kagum dengan kabupaten paling utara di Kalimantan Selatan ini, begitu banyak jurnalis yang bertuga buat meliput kabupaten yang kaya raya akan hasil bumi ini. Tak hanya itu, Pemerintah Tabalong bahkan membuatkan Balai Wartawan, khusus buat markaz para “kuli tinta”, seperti halnya Pemerintah Kalimantan Selatan yang sejak era Orde Baru sudah menyediakan markaz buat praktisi jurnalistik.

Usai jumpa pers, kami kembali ke halaman area Pendopo Pemerintah Kabupaten Tabalong Diperjalanan kami berpapasan dengan serombongan mobil-bobil besar, yang di atasnya ada mobil tertutup dan beberapa motor gede yang lazim dipakai pihak keamanan kepala negara. Mobil itu didahului patwal kepolisian, dan ditutup dengan patwal yang sama.

Saya baru sadar, jika rombongan itu sedang mengangkut mobil yang biasa dipakai kepala negara, Presiden RI, serta motor pengawal. Saya tak sempat melihat langsung mobilnya, namun berdasar publikasi, Mobil yang biasa dipakai Presiden Jokowi adalah Mercedes-Benz S600 Guard, berwarna hitam. Kenapa selalu hitam, karena secara psikologis itu symbol kekuatan, ketangguhan keanggunan, kualitas dan formalistas. Semua kepala negara di seluruh dunia umumnya menggunakan warna hitam ini.

Konon, mobil buatan Jerman ini dirancang dengan sistem proteksi yang canggih. Mobil ini juga dikenal anti peluru, serta tahan akan ledakan granat jenis apa pun. Entah berapa harganya, saya belum mendapatkan publikasi soal ini.

Saya sendiri melihat persiapan panitia terasa kaget. Sebagai orang kampong yang biasa hidup sederhana, walau sudah pernah melanglang ke sejumlah negara, masih terasa kaget. Mulai dari persiapan panitia muktamar, pemerintah Tabalong, pihak keamanan seperti Kepolisiamn, Dandim, Danrem, Pangdam, bahkan Paspamres, dll nya. Mereka pun sudah berdatangan sejak beberapa hari sebelumnya. Lengkap dengan perangkat mereka sesuai SOP-nya.

Tabalong hari ini seperti ada Pesta Besar. Ini berkah Rabithah Melayu Banjar ungkap sejumlah tokoh dan jurnalis di Kabupaten Tabalong. Gak biasa seperti ini, ramai dan meriah. Sangat luar biasa, kata mereka

Ini bagi Tabalong adalah yang pertama kalinya, baik sejak menjadi daerah otonom atau sejak Indonesia merdeka.

Profil Tabalong sendiri tak jauh beda dengan daerah-daerah lainnya. Luas wilayahnya hanya 3.533,42 km2. Wilayah Barat berbatasan dengan Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah, di sebelah Timur dengan Kabupaten Paser Kalimantan Timur, dan di wilayah Selatan berbatasan langsung dengan Kabupaten Balangan dan Hulu Sungai Utara,

Jumlah penduduk pun juga tak begitu besar. Berdasar data tahun 2020 silam hanya sebesar 245.765 jiwa.

Kabupaten ini resmi berdiri sendiri 1 Desember 1965. Sebelumnya merupakan bagian dari Kabupaten Hulu Sungai Utara. Kabupaten ini menggunakan motto Saraba Kawa (Serba Sanggup).

Perekonomian kabuaten ini menggembirakan, dengan inflasi yang rendah. Didominasi penghasilan hasil bumi dan sumber daya alam, minyak bumi dan tambang batu bara, Selain itu ada juga yang bersumber dari perkebunan dan pertanian seperti sawit, kakao dan sawit

Potensi wisatanya juga memiliki sejumlah keunggulkan, seperti goa, air terjun dan sebagainya. Kebetulan daerah ini memiliki sebuah Bandara Warukin, yang dulunya dibangun oleh Pertamina, saat sumber minyaknya masih besar. Hingga saat ini operasional Perusahaan Negara ini masih berlangusng meski tidak lagi sebesar era dulu.

Entah berapa yang harus dikeluarkan buat event ini, belum bisa dihitung resmi. Pasti lumayan besar. Namun apakah hanya untuk “Istighosyah dan Do’a Berdsama” Presiden RI harus ke Tabalong ? Tentu saja tidak.

Secara pribadi saya mencatat, sedikitnya ada 3 point besar kunjungan Presiden Republik Indonesia ke Kalimantan Selatan, khususnya ke Kabupaten Tabalong mulai Kamis 16 Maret ini hingga Jumat 17 Maret 2023 besok. Pertama, silaturahim, yang memang itu perintah agama dan amanah Pancasila serta UUD 1945.

Kedua, keakraban blusukan khas Jokowi. Presiden ke-7 ini memang terkenal berani masuk pasar rakyat, tanpa pengawalan yang ketat. Selain menghadiri undangan Rabithah Melayu Banjar, Presiden juga dijadwalkan mendatangi para pedagang di pasar rakyat, mendatangi para petani, juga mendatangi umat Islam sekaligus sholat Jumat.

Ketiga, penguatan nasionalisme. Mantan Walikota Solo ini memiliki nasonalisme yang luar biasa hebat. Meski saat Pilpres 2019 lalu suara pendukungnya tidak signifikan, termasuk di Kabupaten Tabalong, tak ada dendam di hati beliau. Bagi beliau semua wilayah dan warga negara di negeri ini sama semua. Beliau siap datang jika diundang, seperti sekarang. Ini nasionalisme yang sungguh luar biasa.

Sugeng rawuh Pak Jokowi, Presiden Republik Indonesia di Bumi Nan Sarunai

Penulis adalah Ketua Umum Panitia Muktamar ke-1 Rabithah Melayu Banjar

Editor


Komentar
Banner
Banner