News

Polda Papua Libatkan Satgas Cartenz Selidiki Pembakaran Susi Air

Polda Papua bakal menggandeng Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz untuk menyelidiki tragedi pembakaran maskapai Susi Air di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua

Featured-Image
Ilustrasi Pesawat Susi Air yang dibakar oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua. (Foto: cnnindonesia.com)

bakabar.com, JAKARTA – Polda Papua bakal menggandeng Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz untuk menyelidiki tragedi pembakaran maskapai Susi Air di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Tengah.

“Terkait situasi perkembangan terbakarnya pesawat Pilatus Porter Susi Air di Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Tengah, sampai saat ini masih dilakukan penyelidikan oleh pihak kepolisian yang dibantu Satgas Damai Cartenz,” ujar Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, Selasa malam (7/2). 

Baca Juga: Sinergi Polda Papua dan KPK, Usut Kasus Lukas Enembe

Ia mengatakan pihaknya memiliki keterbatasan akses komunikasi yang menghambat proses penyelidikan. Terlebih di lokasi belum difasilitasi prajurit TNI-Polri. 

“Peristiwa hilang kontak dengan pesawat Susi Air, sampai saat ini masih penyelidikan oleh pihak Polres karena keterbatasan akses telekomunikasi di sana,” tambahnya.

Sebelumnya, pihak kepolisian menerima laporan 15 pekerja Puskesmas mendapat ancaman dari salah satu petinggi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Egianus Kogoya, Sabtu (4/2) kemarin.

“Terkait adanya isu pada hari Sabtu 4 Februari 2023 yang sebelumnya berkembang, adanya informasi dari masyarakat yang melaporkan kepada kontraktor pembangunan Puskesmas di Distrik Paro bahwa 15 orang pekerja mendapat ancaman dari kelompok Egianus Kogoya,” kata Benny.

Baca Juga: 4 Wilayah di Papua akan Fokus pada Pariwisata dan Investasi

Menurut Benny, ke15 pekerja tersebut diduga mendapat ancaman karena tidak memiliki identitas yang lengkap. Meski demikian, 15 pekerja itu telah keluar dari Distrik Paro dan saat ini sudah menuju ke Mapenduma.

Ia menambahkan bahwa saat ini pihak berwenang sedang menyelidiki kasus pembakaran pesawat milik mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pujiastuti tersebut. 

“Adapun akses komunikasi di Distrik masih sangat terbatas, sehingga sangat minim informasi. Jadi saya harap untuk bersabar. Yang pastinya ada aksi yang perlu kami respon, respon itu adalah bagaimana negara hadir dalam melindungi masyarakat,” pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner