Konflik Jalan Tambang

Pilu Korban Pembunuhan Mengkauk Kalsel Tinggalkan 7 Anak 

Ketua DPW Gerakan Jalan Lurus (GJL), Anang Rosadi meminta para pengusaha tambang di Banjar membuka mata atas kondisi memprihatinkan keluarga Sabriansyah (60). S

Featured-Image
Foto Sabriansyah, 60 tahun, korban pembunuhan preman suruhan PT Jaya Guna Abadi semasa hidup. Foto: Anang untuk apahabar.com

bakabar.com, BANJARMASIN - Anang Rosadi meminta para pengusaha tambang di Banjar membuka mata atas kondisi memprihatinkan keluarga Sabriansyah (60). Sabri tewas dibacok, ditembak lalu digorok karena konflik perebutan lahan dengan PT Jaya Guna Abadi.

"Kondisi keluarga sangat memprihatinkan dari sisi finansial. Dia (korban) meninggalkan 7 orang anak," kata Ketua DPW Gerakan Jalan Lurus (GJL) tersebut kepada bakabar.com

Tak hanya dari sisi ekonomi, Anang yang sempat mengikuti tahlilan mengenang kepergian Sabri turut melihat bahwa keluarga masih mengalami trauma. Terlebih, ia tak melihat satupun ada perwakilan dari PT JGA datang bersimpati.  

Baca Juga: Tragedi Pembunuhan Mengkauk, PT JGA Juga Tak Ada di Kementerian

"Oleh karena itu, saya berharap, pihak yang terlibat (PT Jaya Guna Abadi), dapat bertanggung-jawab, memperhatikan anggota korban yang ditinggalkan," jelasnya. 

"Agar tidak menimbulkan dendam yang berkepanjangan serta dapat menjadikan hal tersebut pelajaran dan petunjuk ke arah yang lebih baik," ungkap mantan anggota DPRD Kalsel itu.

Tokoh-tokoh penambang di Kabupaten Banjar sudah sepatutnya turun tangan untuk memberikan tali asih kepada keluarga korban.

"Ini juga permintaan dari keluarga korban. Mereka berharap sangat, bantuan dari tokoh-tokoh yang selama ini menjadi bagian dari sektor tambang di sekitar," tukas Anang.

Sengkarut Izin PT JGA

Pembunuhan Mengkauk Preman Tambang
Jasad Sabri bersimbah darah di areal kebun karet jalan tambang Desa Mengkauk, Pengaron, Kabupaten Banjar. Foto via Republika

Sabriansyah tewas di areal kebun karet tak jauh dari jalan tambang Desa Mangkauk, Kecamatan Pengaron, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Polisi menduga Sabri dibunuh oleh preman-preman suruhan PT Jaya Guna Abadi, perusahaan tambang yang beroperasi di sekitar jalan hauling.

Sabri tewas dengan kondisi yang amat mengenaskan. Di sekujur tubuhnya didapati luka tembak, bacokan, hingga digorok dengan senjata tajam.

Aksi pembunuhan Sabri merupakan buntut dari konflik lahan jalan hauling di saat warga dan PT Jaya Guna Abadi mengklaim sama-sama punya hak atas lahan tersebut. Namun demikian, PT Jaya Guna Abadi rupanya diduga tak memiliki legalitas kuat secara hukum atas perusahaannya.

Baca Juga: Runtun Perkara Lansia Dibacok-Ditembak Preman Tambang di Banjar 

PT Jaya Guna Abadi diduga tidak mengantongi izin usaha di sektor mineral dan batu bara, baik itu sebagai penambang maupun penyedia jalan khusus atau hauling, sesuai dengan hasil penelusuran bakabar.com di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Banjar.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya: 

HALAMAN
12
Editor
Komentar
Banner
Banner