Gaya Hidup Sehat

Perusahaan Global Tunjukkan Komitmennya Menunjang Pola Makan Sehat

Saat ini, sedikitnya 13 persen penduduk Indonesia menderita diabetes, dengan potensi peningkatan yang signifikan setiap tahunnya.

Featured-Image
Tate & Lyle, perusahaan global terkemuka menunjukkan komitmennya dalam menunjang pola makan sehat. Foto: Tate & Lyle

bakabar.com, JAKARTA - Saat ini, sedikitnya 13 persen penduduk Indonesia menderita diabetes, dengan potensi peningkatan yang signifikan setiap tahunnya. Untuk itu kesadaran hidup sehat perlu selalu didengungkan sehingga menjadi gaya hidup keseharian warga.

Hidup sehat, salah satunya dimulai dari makanan yang bergizi. Atas kesadaran itu, Tate & Lyle, perusahaan global terkemuka menunjukkan komitmennya dalam menunjang pola makan sehat.

Dengan pola makan yang sehat, hal itu berkontribusi positif dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia secara umum dan mengurangi risiko penyakit tidak menular seperti diabetes. 

Komitmen itu diwujudkan melalui beragam solusi yang meliputi bahan pemanis rendah atau tanpa kalori, pemberi tekstur, dan fortifikasi. Dengan keahliannya, perusahaan global yang telah beroperasi sejak 1859 itu siap membantu perusahaan makanan dan minuman menggunakan bahan bakunya untuk mengurangi gula, lemak, dan kalori dalam produk makanan dan minuman, serta menambah manfaat gizi seperti serat dan protein.

Baca Juga: Waspada! 5 Makanan Sehat yang Ternyata Berbahaya

Staf Ahli Ekonomi Makro Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik Indonesia Iwan Suryana yang hadir pada peresmian Pusat Inovasi dan Kolaborasi untuk Customer di Jakarta, Selasa (27/6) mengapresiasi perusahaan tersebut ada di Indonesia.

Menurut Iwan, Tate & Lyle diperlukan untuk mendukung industri makanan minuman tanah air dengan potensi yang sangat besar. Di samping itu, industri makanan minuman masih akan terus meningkat.

"Makanan minuman bukan hanya untuk manusia hidup, tetapi juga supaya manusia menjadi sehat," katanya dalam keterangan tertulis, dikutip Sabtu (1/7).

Baca Juga: Bahan Dasar Masih Impor, Jadi Tantangan Memulai Bisnis Makanan Sehat

Iwan menambahkan, "Kami melihat ini penting untuk membantu mengurangi penggunaan gula dan kalori, sehingga makanan dan minuman yang diproduksi oleh perusahaan bisa memberikan kontribusi bagi Kesehatan masyarakat.”

Lebih lanjut mengenai peluang investasi, Iwan memaparkan BKPM memiliki target investasi Rp1,4 triliun di tahun 2023 yang terus digenjot dengan upaya hilirisasi melalui peningkatan nilai tambah, kemudahan perizinan, fasilitas untuk mengurangi biaya produksi, serta kemitraan antara perusahaan besar dengan UMKM.

“Kami berharap ini dapat memberikan kontribusi untuk negara kita, khususnya dalam hal produksi makanan minuman yang dihasilkan oleh industri bisa menghasilkan makanan yang sehat untuk masyarakat,” terang Iwan.

Serat protein hewani

Tate & Lyle PLC, perusahaan global terkemuka hadir memberi solusi bahan makanan dan minuman yang lebih sehat. Para pakar teknis, komersial, dan sales yang berbasis di Jakarta dan para customer akan terus mendapatkan dukungan dari jejaring spesialis dan para ahli di bidang nutrisi, regulasi, serta formulasi bahan makanan.

Baca Juga: Gaya Hidup Sehat, Arab Saudi Incar Produk Porang Indonesia

Peresmian itu menandai tonggak penting dalam strategi pertumbuhan Tate & Lyle untuk memperluas kehadirannya di wilayah Asia Pasifik, khususnya di Indonesia, pasar yang telah dijajaki lebih dari satu dekade. Dengan fasilitas baru, yang terdiri dari gabungan kantor dan laboratorium, mereka hadir untuk mendukung gaya hidup sehat di Indonesia dengan inovasi solusi bahan makanan berbasis sains.

CEO Tate & Lyle Nick Hampton dalam peresmian kantor menyampaikan, sebagai perusahaan global yang beroperasi sejak 1859, pihaknya merupakan ahli dalam membantu produsen makanan dan minuman untuk membuat makanan yang lezat menjadi lebih sehat dan makanan yang sehat menjadi lebih lezat.

"Itulah mengapa kami sangat antusias membuka Pusat Inovasi dan Kolaborasi Customer kami di Indonesia. Ini yang merupakan salah satu dari 17 laboratorium global unggulan kami," terangnya.

Berlokasi di Jakarta Pusat, tim lokal akan membantu produsen makanan dan minuman untuk memanfaatkan bahan baku unggulan dan kemampuan formulasi di bidang pemanis, tekstur, dan fortifikasi untuk menciptakan produk makanan dan minuman dengan kandungan gula, lemak, dan kalori yang lebih rendah. Termasuk dengan manfaat gizi tambahan, seperti serat dan protein nabati.

Baca Juga: 1 November Hari Vegan Sedunia, Intip Pola Hidup Sehat ala Suku Hunza di Himalaya

Hampton melanjutkan, "Ini adalah investasi terbaru di Asia Pasifik, setelah mengakuisisi bisnis stevia terkemuka di China pada 2020, mengakuisisi produsen tepung tapioka di Thailand pada 2021, dan mengakuisisi perusahaan serat prebiotik global yang berbasis di China pada 2022."

Senada, Global Head of Nutrition, Regulatory, and Scientific Affairs Tate & Lyle Kavita Karnik menjelaskan, "Terdapat sejumlah bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa pemanis rendah atau tanpa kalori dapat membantu orang mengurangi asupan kalori dan gula untuk berat badannya sebagai bagian dari pola makan seimbang dan gaya hidup sehat."

Selain mengurangi gula, kata Karnik ada manfaat kesehatan tambahan, seperti membantu menjaga glukosa darah dan membuat perasaan kenyang lebih lama, sehingga dapat membantu menjaga berat badan.

Berdasarkan sains dan hasil kolaborasi riset multinasional yang dikembangkan, serat pangan memberikan manfaat yang lebih luas, mulai dari kesehatan otak hingga kesehatan metabolisme serta mengurangi risiko yang lebih rendah terkena penyakit tidak menular, seperti diabetes tipe 2.

Baca Juga: Rahasia Hidup Sehat dan Hemat dengan Bercocok Tanam Hidroponik

"Itulah sebabnya kami memprediksi bahwa serat pangan akan menjadi tren yang semakin berkembang di Indonesia," kata Karnik.

Selama tiga tahun terakhir, portofolio bahan pemanis rendah atau tanpa kalori dan serat pangan telah berhasil mendukung gaya hidup sehat di berbagai belahan dunia. Termasuk mengurangi sekitar 6 juta ton gula dari pola makan masyarakat, yang setara dengan 24 triliun kalori.

Pada tahun 2025, perusahaan berkomitmen mengurangi hingga 9 juta ton gula dari pola makan konsumen di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.

Editor
Komentar
Banner
Banner