bakabar.com, SURABAYA - Banyuwangi dipilih perusahaan asal Norwegia sebagai lokasi pabrik pengolahan plastik 'low value' pertama di Indonesia. Pabrik ini bakal beroperasi 2025
Pabrik pengolahan sampah plastik tersebut bakal dibangun oleh Infrastructure for Marine Plastic Waste (Inframar). Dengan kapasitas produksi 12.500 ton/ tahun.
Inframar adalah perusahaan yang mengolah jenis plastik low value atau bernilai rendah seperti kresek plastik dan bungkus sabun atau makanan. Jenis sampah ini dinilai paling sulit pengolahannya.
"Plastik jenis low value itu paling sulit pengolahannya karena tidak bernilai jual dan ujungnya menjadi sampah tak terolah. Jadi ini sangat bermanfaat untuk kita semua,” jelas Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam keterangannya, Minggu (18/11).
Baca Juga: Kelola Sampah Hulu ke Hilir, Banyuwangi jadi Contoh Dekarbonisasi Nasional
Pemkab Banyuwangi terpilih karena dinilai serius menangani sampah. Mulai dari regulasi, keterlibatan masyarakatnya dalam pengelolaan sampah, hingga kemitraan dengan sektor swasta.
Selain itu, Norwegia sudah menjalankan sejumlah program kerja sama dengan Banyuwangi. Seperti Clean Ocean Through Clean Community (CLOCC) serta TPS3R.
"Kami merasa ada ikatan yang kuat untuk terus bekerjasama dengan Banyuwangi. Jadi kami tidak ragu memilih Banyuwangi untuk membangun pabrik ini," ujar CEO Inframar, Aron Uher.
Baca Juga: Kurangi Sampah 41 Ribu Ton, Banyuwangi Perkuat Kerja Sama dengan Norwegia
Menurut Aron, Inframar telah mengembangkan teknologi pengolahan sampah plastik terbaru. Pada prosesnya, sampah akan diolah jadi produk setengah jadi, lalu diekspor sebagai bahan minyak mentah (crude oil).
Plastik low value akan dibeli dari pengepul plastik di sekitar Banyuwangi dan Bali. Pembangunan pabrik akan dimulai pertengahan 2024 dan beroperasional awal 2025.
"Pada tahap awal, target kami mengolah 12.500 ton sampah plastik. Jumlah ini akan terus bertambah," tandas Aron.