bakabar.com, TANGERANG - Pemkot Tangerang sedang kebingungan. Sampah di TPA Rawa Kucing makin menumpuk.
Fakta itu mendapat sorotan dari analis tata kota Nirwono Jago. Kata dia, pemkot mesti mengubah sistem pengelolaan sampah.
"Sistem pengelolaan sampah harus direformasi dengan melibatkan masyarakat," katanya, Kamis (22/6) siang.
Baca Juga: Sampah Tak Terkendali, Pemkot Tangerang Menyerah
Nirwanto benar. Untuk memperluas TPA Rawa Kucing sudah tak mungkin. Lahannya sangat terbatas. Kalaupun ada, pasti memicu resistensi masyarakat.
Menunggu pemerintah pusat, juga tak bisa cepat. Sementara TPA itu nyaris overload. Muatannya sudah melebihi 80 persen lantaran dikirimi 1.600 tom sampah perhari.
Jadi, ide melibatkan masyarakat terdengar masuk akal. Di mana kiriman sampah harus dikurangi dari sumbernya. Mulai rumah tangga, RT/RW, kelurahan sampai kecamatan.
"Sehinga yang diangkut ke TPA hanya residu sampah. Ini akan memperpanjang umur TPA Rawa Kucing," jelasnya.
Ia sedikit memberi gambaran. Di mulai dari rumah tangga sampai tingkat RT/RW. Kata dia 50 persen sampah harus dituntaskan di tempat. Apakah itu organik ataupun anorganik.
Bagaimana caranya? Simpel. Sampah-sampah itu dipilah, lalu diolah menjadi pupuk kompos. Nirwanto menyebut dengan teknik eco enzyme dan lalat hitam.
Baca Juga: Truk Sampah Antre di TPA Rawa Kucing, Ternyata Kapasitas Overload
"Produknya turunannya juga punya nilai jual ekonomi. Selain pupuk kompos, ada produk turunan berupa sabun mandi dan lain-lain," sebutnya.
Itu untuk sampah organik. Anorganik bahkan lebih mudah. Cukup ditampung melalui bank sampah mandiri, lalu dipilih berdasarkan jenisnya.
Misalnya saja, seperti botol, gelas plastik, kertas, kardus, kaleng, beling, kaca, barang dan barang elektronik. Semuanya, punya nilai jual.
Baca Juga: Wali Kota Tangsel Panggil Kadis DLH, Minta Masalah Sampah Segera Diselesaikan
"Baik itu menjadi produk turunan daurulang atau dijual kembali ke pool penampung sampah untuk dikirim ke pabrik. Maka yg tersisa hanya residu sampah yang tidak bisa diolah seperti sampah B3," jelasnya.
Nirwanto optimis dengan pola itu. Jika dilakukan berjenjang, maka produksi sampah di Tangerang bakal berkurang signifikan. Umur TPA pun akan panjang.
"Poinnya, jika dilakukan secara konsisten maka dalam lima tahun ke depan produksi sampah yang harus diangkut ke TPA akan menurun terus," tandasnya.