Sampah Tangerang

Sampah Tak Terkendali, Pemkot Tangerang Menyerah

Sengkarut sampah di Tangerang anti klimaks. Pemerintah kota menyerah untuk menangani sendiri.

Featured-Image
Wali Kota Tangerang, Arief Wismansyah tak punya ide lagi mengatasi surplus sampah di kotanya. Foto: apahabar.com/Rizky Dewantara

bakabar.com, TANGERANG - Sengkarut sampah di Tangerang anti klimaks. Pemerintah kota menyerah untuk menangani sendiri.

Wali Kota Tangerang, Arief Wismansyah mengungkapkan, mereka butuh support pusat. Ia mengincar program pengolahan sampah menjadi energi listrik (PSEL).

"Dari 12 kota yang ditunjuk, yang punya progres cuma dua kota, Palembang dan Tangerang. Semoga  pemerinta pusat bisa memfasilitasi," ucapnya, Rabu (21/6) siang.

Kata dia, pemkot serius untuk PSEL. Apalagi ini adalah program strategis nasional.

"Sekarang kami sedang menunggu beberapa persyaratan dari pusat," katanya.

Arief mengakui, saat ini mereka belum punya alat PSEL. Karena tahapannya baru financial close. Setelah itu baru mengusulkan detail engineering design (DED) dan dilanjutkan pembangunan TPA Rawa Kucing.

"Jadi ada beberapa izin yang menunnggu dari pemerintah pusat. Kami tidak ada kesulitan dalam pelaksanaan PSEL karena semua ditanggung pusat," ungkapnya.

Apakah TPa Rawa Kucing bakal dipindah? Jawabnya; tidak. Karena lokasinya sudah diatur dalam perda.

"Sekarang lahanya sudah terbatas, jika kami mencari pembebasan lahan lagi pastinya tidak mungkin. Contoh seperti Kota Tangsel tidak ada yang mau dibebasin, karena masyarakat akan terganggu," tuturnya.

Gunungan sampah di TPA Rawa Kucing, Kota Tangerang.
Gunungan sampah di TPA Rawa Kucing, Kota Tangerang. Foto: Rizky Dewantara

PSEL Bisa Diandalkan

Tangerang tak punya banyak pilihan mengatasi sampahnya. Wali kotanya sudah angkat tangan.

"Kami akui tidak ada solusi lain selain memanfaatkan proyek nasional dalam menangani sampah di Kota Tangerang," kata Arief.

Menurut dia, jumlah penduduk di Tangerang 1,8 juta orang. Total sampahnya 1.600 ton per hari. Sehingga harus ditangani dengan sistem industrialisasi.

"Untuk sekarang sistem penanganan sampah di Kota Tangerang masih menggunakan sanitariline dan pluming sistem yang jika terus dipakai lama-lama akan penuh itu TPA," sebut dia.

Ia yakin, dengan teknologi PSEL, sampah-sampah itu dapat dikelola. Sehingga fungsi lahannya bisa dikembalikan.

"Ya kami harap dari sampah yang sehari 1.600 ton itu semuanya bisa diolah. Dan itu ekposenya bisa mencapai 35 megawatt listrik yang dihasilkan dari PSEL tersebut," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner