News

Pernyataan Lengkap Mahfud MD Minta Pertanggungjawaban Moral PSSI

Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Mahfud MD, meminta pertanggungjawaban moral PSSI. Dia menegaskan Polri akan mengusut tun

Featured-Image
Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Mahfud MD. Foto-net

bakabar.com, BANJARMASIN - Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Mahfud MD, meminta pertanggungjawaban moral PSSI. Dia menegaskan Polri akan mengusut tuntas kasus ini.

TGPIF Tragedi Kanjuruhan sudah memberikan rekomendasi ke Presiden RI Joko Widodo.

Mahfud MD dan tim pun menyampaikan langsung rekomendasi itu.

Dari hasil investigasi yang dilakukan, TGIPF menuntut pertanggungjawaban moral PSSI karena peristiwa yang mengakibatkan 132 orang meninggal dunia usai Arema FC vs Persebaya Surabaya dalam lanjutan Liga 1 itu.

Baca Juga: Rekomendasi TGIPF untuk Tragedi Kanjuruhan

Berikut pernyataan lengkap Mahfud MD, yang juga Menteri Bidang Politik, Hukum dan Keamanan itu dilansir dari DetikSport, Jumat (14/10).

"Kami menyampaikan laporan betul-betul secara independen, sebagai laporan. Dan nanti, hasil laporan itu akan diolah oleh Bapak Presiden untuk kebijakan Keolahragaan Nasional dengan melibatkan stakeholders ya tentu saja dan peraturan yang ada menurut perundang-undangan," kata Mahfud MD.

"Fakta yang kami temukan, korban yang jatuh, itu proses jatuhnya korban jauh lebih mengerikan dari yang beredar di televisi dan medsos. Karena kami merekonstruksi dari 32 CCTV yang dimiliki oleh aparat. Jadi itu lebih mengerikan dari sekadar semprot, mati, semprot, mati."

"Ada yang saling gandengan untuk keluar, satu bisa keluar, yang satu tertinggal, yng di luar balik lagi untuk menolong temannya. Terinjak-injak mati. Ada juga yang memberikan bantuan pernapasan. Karena satunya sudah tidak bisa bernapas, membantu kena semprot juga, mati. Itu ada di CCTV. Lebih mengerikan dari pada yang beredar karena itu ada di CCTV."

"Kemudian, yang mati dan sekarang kritis, dipastikan terjadi karena desak-desakan setelah ada gas air mata yang disemprotkan. Itu penyebabnya."

"Adapun, tingkat keberbahayaan, keberbahayaan racun, dalam gas itu sedang diperiksa oleh BRIN, Badan Riset dan Inovasi Nasional. Tetapi, apapun hasil pemeriksaan dari BRIN itu tidak bisa mencoreng kesimpulan bahwa kematian massal itu terutama disebabkan oleh gas air mata."

HALAMAN
12
Editor


Komentar
Banner
Banner