M Yusran jarang berada di rumah. Profesi pendulang emas mengharuskan dirinya tinggal jauh dari keluarga. Sesekali ia pulang. Tapi, kemudian ia harus mencari butiran-butiran emas di kawasan pendulangan. Upahnya? Hanya cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Dan saat Firda lahir, beban itu ia rasakan makin berat.
Nor Aina mengungkapkan, setiap empat hari sekali ia harus membelikan susu SGM rasa vanilla untuk Firda. Terkadang ia juga bingung saat Firda kehabisan popok, karena tak ada uang untuk membeli. Tapi, Nor Aina tetap sabar. Ia terus berjuang untuk merawat anak yang sangat ia sayangi.
Saat Firda masih berada di dalam kandungan, Nor Aina memang tak pernah periksa USG. Ia juga tak rutin minum obat. Tapi ia merasa bayi dalam kandungannya baik-baik saja. Saat lahir, dugaannya memang tak meleset. Dari luar, Firda lahir seperti bayi pada umumnya.
“Tapi saat usianya dua bulan, matanya mulai tertarik ke atas. Di situ ada tetangga saya yang menyampaikan kecurigaannya,” ungkapnya.
Menurut Nor Aina, Firda sudah dua kali dibawa ke RSUD Ulin Banjarmasin. Pertama, saat usianya dua bulan. Kedua, saat usianya tiga tahun. Di sana, dokter mengatakan tindakan operasi untuk Firda hanya akan memperpendek usianya.
“Waktu dokter bilang begitu, kami sudah pasrah. Mau bagaimana lagi. Daripada dioperasi, mending begini saja. Kami cuma bisa sabar,” ujar Nor Aina.
Saat ini, Firda hanya diberikan obat untuk mengatasi kejang-kejang di tubuhnya yang sesekali muncul. Obat itu biasa ia ambil di RSUD dr. Andi Abdurrahman Noor di Gunung Tinggi.
“Biasanya obatnya kami ambil sendiri. Ke sananya naik sepeda motor,” katanya.
Masalah lain yang muncul dari Firda adalah ketika ia ingin BAB. Ia selalu menangis kesakitan. Untuk membantu Firda, ibunya biasanya memberikan buah-buahan untuk memperlancar pencernaan. Tapi, sayang usaha itu tidak banyak membantu.
“Kalau mau BAB dia selalu menangis. Sudah dikasih makan buah tapi tetap tidak bisa,” katanya.
Sebagai ibu, Nor Aina sudah memasrahkan anaknya kepada Tuhan. Ia hanya berharap ada orang yang mau membantu meringankan bebannya selama merawat anaknya. Sebab, untuk membeli susu setiap empat hari, termasuk popok, tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Baca Juga:Kisah Pilu Sarinah, Pemulung dengan Tiga Anak di Pundaknya