Sejarah Hari Hijab

Perjalanan Hari Hijab Sedunia, Berangkat dari Keresahan Wanita Amerika

Ketika tumbuh besar di New York, Nazma Khan alami diskriminasi lantaran pilihannya berjilbab. Kemudian pada 1 Februari 2013, ia meminta saudari seiman.

Featured-Image
Hari Hijab Sedunia. Foto: Net.

bakabar.com, JAKARTAFebruari dibuka dengan sebuah perayaan bagi hijabers di seluruh dunia. Peringatan ini memiliki jejak kisah yang terbilang berliku dan prakarsai oleh seorang wanita, sekira satu dekade silam.

World Hijab Day atau Hari Hijab Sedunia lekat dengan nama Nazma Khan yang menjadi sosok di balik gema akbar hari hijab internasional itu.

Pada 2013 lalu, dengan spirit kesetaraan, Hari Hijab Sedunia pun dibuat guna mengakomodir jutaan wanita muslim yang mulai memilih menggunakan hijab untuk fashion di samping anjuran agama.

Berangkat dari Keresahan Pribadi

Nazma Khan sendiri merupakan penduduk asli New York, Amerika Serikat. Dirinya memprakarsai gerakan WHD karena pengalaman pribadinya.

Nazma Khan, sosok yang memprakarsai perayaan Hari Hijab Sedunia. Foto: Net.
Nazma Khan, sosok yang memprakarsai perayaan Hari Hijab Sedunia. Foto: Net.

Ketika tumbuh besar di New York, ia alami pelecehan dan diskriminasi lantaran pilihannya berjilbab. Kemudian pada 1 Februari 2013, ia meminta saudari seiman dari seluruh dunia untuk mengenakan hijab selama satu hari.

Niatannya tak lain dan tak bukan adalah untuk mendorong kebebasan pribadi dalam mengekspresikan agama Islam termasuk dengan penggunaan hijab.

Sejak dirinya berusia 11 tahun, keluarganya pindah ke Kota New York, membuat Nazma menjadi satu-satunya pengguna hijab di sekolah menengah kala itu.

Di masa itu,  Nazma mengaku mendapat banyak pengalaman yang terjal seperti perlakuan diskriminasi mulai dari cemoohan hingga dikaitkan dengan citra teroris. Dari sinilah Nazma membuat World Hijab Day dengan tujuan memutus rantai diskriminasi bagi orang-orang yang berhijab.

Merangkul 150 Negara dalam Hari Hijab Sedunia

Salah satu gerakan yang dilakukannya adalah mendorong orang-orang dari ragam lapisan masyarakat untuk merasakan menggunakan hijab selama satu hari tepat di 1 Februari setiap tahunnya.

Dilansir dari situs World Hijab Day, gerakan yang dibuat Nazma itu cukup mendapat perhatian publik tentang kontroversi penggunaan hijab di kalangan wanita muslim.

Mengawali konsep eksperimental itu, saat ini setiap tahunnya diperkirakan lebih dari 150 negara berpartisipasi dalam Hari Hijab Sedunia.

Mereka memiliki banyak sukarelawan di seluruh dunia untuk menyebarkan kesadaran mengenai penggunaan hjab di muka publik.

Penggunaan hijab di wilayah Barat ini semakin dilirik. New York, tempat Nazma tinggal sejak belia pun akhirnya memberi pengakuan tentang Hari Hijab Sedunia pada 2017 lalu.

Wujud Kebebasan Perempuan 

Kesadaran mengenai hijab semakin menyebar hingga ke Inggris. House of Commonc of the U.K juga menggalakan penegasan hak bagi perempuan untuk memilih apapun yang mereka kenakan di manapun dan kapan pun.

Seiring berjalannya waktu, Hari Hijab Sedunia tidak hanya diperingati dari sisi toleransi beragama saja, tetapi juga mengenai hak-hak perempuan di seluruh dunia. Pada 2018, World Hijab Day berdiri sebagai organisasi dengan misi menumpas diskriminasi dan prasangka buruk terhadap perempuan berhijab.

Pada 2021 lalu, Nazma juga menggelar International Muslim History Month untuk memutus stigma Islamofobia secara global, menghormati dan merayakan kontribusi pria dan wanita Muslim dalam sejarah.

Peringatan Hari Hijab Sedunia ini semakin disambut positif. Meta, raksasa media sosial dari Facebook dan Instagram turut menyebarkan peringatan Hari Hijab Sedunia tepat 1 Fearuari 2022 lalu dalam misi organisasinya.

Pada tahun yang sama, Nazma juga menjadi pembicara tamu dalam KTT Wanita dan keadilan Internasional ke-5 yang berlangsung di Turki.

Di sana, Nazma membawa topik diskriminasi yang kerap dihadapai wanita Muslim berhijab di muka umum, termasuk juga larangan hijab dalam dunia kerja yang masih banyak terjadi di berbagai perusahaan di dunia.

Editor
Komentar
Banner
Banner