Bisnis

Perbaikan Infrastruktur Digital Kurangi Biaya Ekonomi Tinggi

Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Lana Soelistianingsih mengutarakan perbaikan infrastruktur digital dapat mengurangi biaya ekonomi tinggi.

Featured-Image
Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Lana Soelistianingsih dalam acara Executive Forum Media Indonesia dengan tema “Menerangi Gelap 2023: Digital dan Konsumsi jadi Andalan”, di Jakarta, Kamis (09/03). Foto: ANTARA/HO-LPS

bakabar.com, JAKARTA - Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Lana Soelistianingsih mengutarakan pentingnya perbaikan infrastruktur digital untuk mengurangi biaya ekonomi tinggi.

Pasalnya, salah satu penyebab inflasi merupakan adanya biaya distribusi dan biaya perantara yang tinggi, terutama di sektor transportasi.

"Pemerataan digitalisasi secara spasial perlu terus didorong untuk menekan biaya ekonomi tinggi," ungkap Lana dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (11/3).

Selain itu, lanjut dia, kelancaran jalur distribusi barang pun perlu terus dijaga untuk menekan inflasi. Dari hasil studi empiris, provinsi-provinsi dengan indeks digitalisasi yang tinggi diikuti tingkat inflasi provinsi yang rendah.

Baca Juga: LPS Tetapkan Kenaikan Bunga Pinjaman Jadi 4,25 Persen

Sebelumnya, inflasi masih menjadi tantangan meskipun sudah mulai menurun. Kenaikan inflasi yang masih cukup tinggi berasal dari sektor transportasi dan makanan minuman.

Lebih jauh, Lana memaparkan mengenai  optimisme konsumen yang cukup tinggi terhadap ekonomi, dimana terjadi perbaikan konsumsi konsumen yang tercermin dari indeks keyakinan yang terus berada di posisi optimis.

Dia pun mengimbau, agar optimisme konsumen dan dunia usaha perlu terus dijaga untuk mendorong konsumsi dan investasi. Optimisme konsumen kelas bawah yang memiliki pendapatan Rp1 juta sampai Rp2 juta juga berada di level yang tinggi.

"Sementara, porsi pendapatan konsumen yang digunakan untuk konsumsi sekarang juga berada di atas rata-rata pandemi. Dampak ketidakpastian terhadap aktivitas ekonomi domestik juga perlu dikelola dengan baik” jelasnya.

Baca Juga: Delapan UMKM Lolos Dapat Pinjaman Tanpa Bunga

Terkait perkiraan membaiknya kegiatan dunia usaha, Lana menyebutkan hasil survei kegiatan dunia usaha terkini menunjukkan ekspektasi pelaku usaha tentang perbaikan aktivitas usaha di triwulan I-2023. Seiring dengan penguatan aktivitas usaha tersebut, indikator job posting ketenagakerjaan juga mulai menunjukkan peningkatan.

Kemudian terkait perbaikan indikator konsumsi, konsumsi masyarakat pun semakin pulih karena para nasabah perorangan sudah kembali berbelanja. Simpanan milik perorangan juga sempat naik dua digit secara tahunan akibat pandemi, dimana saat ini pertumbuhannya ternormalisasi ke angka 5 persen secara tahunan per Januari 2023.

Editor


Komentar
Banner
Banner