Presidensi G20 Indonesia

Penyelenggaraan G20 2022, Sri Mulyani: Menkeu AS Puji Indonesia

Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani mengatakan Menkeu Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memuji penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia 2022,

Featured-Image
Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani (kanan) melakukan pertemuan bilateral dengan Menkeu Amerika Serikat (AS) Janet Yellen di India, Kamis (23/2). Foto: Instagram @smindrawati.

bakabar.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani mengatakan Menkeu Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memuji penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia 2022 dalam pertemuan bilateral kedua negara di India beberapa waktu lalu.

"Menkeu perempuan pertama AS, Secretary Yellen memuji penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia 2022 yang sangat sukses," tulis Sri Mulyani dalam akun instagram resminya seperti dikutip di Jakarta, Jumat (3/3).

Dalam pertemuan bilateral tersebut, Sri Mulyani bersama Janet Yellen juga membahas beberapa isu, yang diawali dengan perkembangan ekonomi terkini di kedua negara.

"Yellen menjelaskan perkembangan ekonomi AS dan pasar tenaga kerja yang masih kuat, sementara inflasi sudah mulai menurun," tulis Menkeu.

Baca Juga: Bubarkan Komunitas Moge, Sri Mulyani Kepergok Naik Brompton, Ini Faktanya

Menkeu AS turut menyampaikan kebijakan ekonomi AS dan langkah dalam menyikapi perang di Ukraina yang sudah berlangsung satu tahun, termasuk penerapan price cap atau batas harga terhadap ekspor minyak Rusia.

Sri Mulyani menyebutkan dirinya dan Yellen melihat perubahan geopolitik yang terjadi sangat cepat di dunia internasional dan perubahan iklim sangat mempengaruhi kondisi ekonomi global dan pemulihan ekonomi.

Oleh karenanya, kedua belah pihak membahas mekanisme dukungan keuangan internasional untuk membantu negara melakukan transisi energi dan tindak lanjut Just Energy Transition (JETP) sebesar 20 miliar dolar AS yang diumumkan untuk Indonesia pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2022 di Tanah Air.

"Kami juga membahas bagaimana G20 dapat segera membantu negara-negara Afrika dan negara pasar berkembang yang sedang menghadapi krisis utang," imbuhnya.

Baca Juga: Kemenkeu Bentuk 3 Tim Bongkar Kejanggalan Harta Rafael Alun

Lebih lanjut, dia mengungkapkan keberlanjutan potensi pemanfaatan pandemic fund sebesar 1,5 miliar dolar AS yang berhasil dibentuk di masa Presidensi G20 Indonesia juga dibahas untuk tetap perlu ditindaklanjuti, mengingat masa pandemi COVID-19 mulai berakhir.

Sri Mulyani mengusulkan agar pandemic fund dapat membantu setiap negara untuk mereformasi sistem kesehatannya selain pelayanan kesehatan pokok, seperti mendukung fasilitas kesehatan mendeteksi wabah di masa mendatang.

Editor
Komentar
Banner
Banner