Pleidoi MHM

Pembelaan Lengkap Mardani H Maming: Kebebasan Saya Dirampas!

Berangkat dari ikhtiar Mardani dalam merenungkan kalimat-kalimat patriotik Bung Karno, hingga perenungan tentang makna pemaafan Nelson Mandela.

Featured-Image
Mardani H Maming. Foto: IG@ MHMFanbase.

Saya membaca lagi karya dan biografi kehidupan Bung Karno, bapak pendiri bangsa yang telah melewati pasang surut kehidupan politik dengan tetap gagah dan tegar. Bung Karno yang sangat visioner memberikan banyak pesan dan amanat yang penting dan berharga bagi kita dan anak cucu kita sebagai generasi penerus bangsa ini. Salah satu pesan Bung Karno yang terus melekat di ingatan saya, yaitu:

“Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

Sejujurnya, saya sebelumnya kurang memahami pesan tersebut. Akan tetapi, ketika saya kembali membacanya di Rutan Guntur, makna pesan itu menjadi terang benderang. Terbukti benar apa yang telah diperingatkan oleh Bung Karno, bahwa di masa kini tak jarang terjadi upaya menjatuhkan sesama anak bangsa, melalui cara-cara yang licik dan tidak berkeadaban, bahkan dengan memakai tangan-tangan kekuasaan, juga termasuk melalui kriminalisasi.

Majelis Hakim yang Mulia,

Penasihat Hukum, Penuntut Umum, serta Pengunjung Sidang yang Saya Hormati,

Nota pembelaan pribadi ini bukanlah sekedar ungkapan keluh kesah saya dan sama sekali bukanlah luapan amarah atau dendam saya. Sebaliknya, saya bahkan secara tulus dan ikhlas telah memaafkan siapapun yang pernah melakukan perbuatan jahat dan keji terhadap diri saya.

Mengenai pemaafan ini, saya kembali belajar dari para tokoh pejuang yang telah menjalani cobaan demi cobaan dahsyat. Dengan mengenang kembali kisah cobaan dan penderitaan yang telah mereka alami, semakin menyadarkan bahwa saya bukan siapa-siapa dan yang sedang saya alami ini sesungguhnya tidaklah sebanding dengan yang telah mereka alami.

Nelson Rolihlahla Mandela, seorang pejuang Hak Asasi Manusia dan Negarawan asal Afrika Selatan yang saya kagumi, terpaksa harus menjalani kehidupan di bui selama 27 tahun demi memperjuangkan kesetaraan dan kemanusiaan. Atas kriminalisasi dan perampasan kebebasannya itu, Nelson Mandela justru menyampaikan, “Forgive, but not Forget” atau “Memaafkan, tapi tidak melupakan”. Pernyataan senada juga disampaikan oleh K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), “Lupa sih nggak, tapi saya maafkan”.

Baca Juga: Kutip Pesan Bung Karno, MHM Sebut Kriminalisasi Sesama Anak Bangsa

Di satu sisi, mereka mengajarkan kita untuk memberikan pemaafan. Tapi di sisi lain, mereka juga tidak lantas melupakan segala makar jahat dan ketidakadilan yang menimpa mereka, agar kita dan generasi setelah kita senantiasa bisa mengambil pelajaran sehingga mampu menghadapi dan mempertahankan diri dan kehormatan. Pesan tersebut segaris dengan yang pernah disampaikan oleh Bung Karno, “JASMERAH: Jangan sekali-kali melupakan sejarah.”

Oleh karena itu, saya pun tidak akan sekali-kali melupakan peristiwa yang sedang saya alami ini. Kendati pengalaman hidup dan penderitaan saya sudah tentu tidak ada bandingannya dengan kisah heroik para tokoh pejuang yang tertulis dengan tinta emas dalam lembaran sejarah, setidaknya keluarga dan orang-orang terdekat saya perlu untuk memahami yang sesungguhnya sedang saya hadapi dan perjuangkan pada persidangan perkara ini.

HALAMAN
123
Editor


Komentar
Banner
Banner