Hot Borneo

Pembangunan Bendungan Riam Kiwa Menanti Restu KLHK

Pembangunan bendungan Riam Kiwa tinggal menunggu "restu" Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) soal permasalahan lahan...

Featured-Image
Pembangunan Riam Kiwa hanya tinggal menunggu restu Kementerian LHK soal lahan yang dianggap kawasan hutan. Foto: Media Indonesia

bakabar.com, BANJARBARU - Pembangunan Bendungan Riam Kiwa di Kabupaten Banjar tinggal menunggu restu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) soal permasalahan lahan.

Sebab, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah mengirim surat permohonan kepada Kementerian LHK.

"Permohonan dari Menteri PU sudah diajukan ke ibu Menteri LHK, Siti Nurbaya," papar, Selo Kahar, Kepala Satker Bendungan Balai Wilayah Sungai Kalimantan II, baru tadi.

Permohonan yang dikirim menteri PU ke KLHK kata Selo, sesuai dengan rekomendasi yang diminta di daerah. Sebelumnya, pihaknya melakukan penjajakan dan konsultasi ke Kejaksaan Tinggi.

Salah satu rekomendasi pihak kejaksanaan memang bendungan berada di kawasan hutan sehingga diperlukan proses di KLHK.

Menurut Selo, sekitar 97 persen lahan Bendungan Riam kiwa masuk kawasan hutan. Karenanya, rencana pembangunan sangat bergantung dengan proses di Kementerian LHK.

Selo mengaku telah menerima informasi bahwa sudah dibentuk tim terpadu KLHK yang akan menilai.

"Apakah nanti bisa dijadikan bendungan seluruhnya atau sebagian. Apakah ini betul kawasan hutan atau bukan," bebernya.

Selo bilang, Kementerian PU mengharapkan kawasan hutan itu dilepas. Mengapa demikian, karena di dalam kawasan tersebut  terdapat kelompok masyarakat yang tinggal dan bercocok tanam.

"Dengan pelepasan maka bisa dilaksankan penggantian.  Berdasarkan rekomendasi di lapangan, kami mencoba proses dengan cara pelepasan kawasan hutan," katanya.

Lantas berapa anggaran yang harus dikucurkan untuk pembangunan bendungan itu? Selo menyebut berdasarkan review terakhir.

Yakni 1,7 triliun rupiah. "Anggaran tersebut hanya untuk pembangunan fisik, di luar pengadaan lahan," beber Selo.

Selo mengkalim, dananya sudah siap melalui pinjaman dari China. Karena permasalahan lahan anggaran atau pinjaman belum bisa dimanfaatkan.

"Pinjaman bisa ditandatangani jika semua sudah siap atau clean and clear," ucapnya.

Menurutnya, keberadaan Bendungan Riwa Kiwa cukup penting. Pertama untuk mereduksi Banjir. Kedua, pemanfaatan irigasi 1.800 hektare. Ketiga pemanfaatan air baku 4.500 liter, dan terakhir untuk tenaga listrik dengan potensi 6 mega watt.

"Potensi listrik di Riam Kiwa cukup besar, jika dibanding Bendungan Tapin yang hanya 3,3 mega watt," tandas Selo.

Editor


Komentar
Banner
Banner