bakabar.com, Cianjur - Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) sudah mengantongi ciri-ciri pelaku pembakar lahan di Alun-alun Suryakencana TNGGP pada Senin (18/9) lalu.
Kepala Balai Besar TNGGP Sapto Aji Prabowo mengungkapkan, selain terduga pelaku mengenakan pakaian putih, pelaku juga berjenis kelamin laki-laki, diketahui telah berumur dan memiliki kumis tipis.
“Tim penyidik sudah dapatkan sketsa wajah pelaku berdasarkan keterangan saksi dari tim operasi bersih (opsih) gunung yang berpapasan dengan pelaku di pos 4 jalur pendakian Gunung Putri dan pria itu berusia 50 tahun, berkumis tipis,” tuturnya kepada wartawan, Selasa (26/9).
Pihaknya belum mengetahui jalur mana yang dilalui pelaku untuk menuju ke Alun-alun Suryakencana. Sapto Aji menuturkan, saat ini terdapat 30 jalur ilegal yang bisa digunakan dan mengarah ke Alun-Alun Suryakencana.
Baca Juga: Kebakaran Alun-Alun Suryakencana, TNGGP: Diduga Ada Unsur Kesengajaan
Pada saat kebakaran terjadi, jalur pendakian ditutup karena adanya kegiatan operasi bersih (opsih) gunung. “Kita tidak tahu pelaku ini masuknya lewat mana. Tapi tim opsih berpapasan dengan pelaku itu di pos 4,” terangnya.
Karena banyaknya jalur ilegal, BBTNGGP sedang melakukan evaluasi, memperbaiki sistem, termasuk meninjau ulang SOP pendakian di TNGGP. Nantinya, pihak TNGGP akan memberlakukan pos tambahan di sejumlah lokasi untuk melakukan cek ulang pendaki yang masuk lewat jalur pendakian legal.
“Nantinya kita akan lakukan pengecekan dua tahap kepada para pendaki. Jadi setelah check point di pintu masuk Pos Gunung Putri misalnya, pendaki akan melewati pos recheck di Pos Tanah Merah. Sehingga semua pendaki akan di cek ulang di Pos Tanah Merah,” jelasnya.
Sapto Aji menambahkan, “Kalau dari Pos Cibodas, kita akan buat pos rechek di Panyancangan. Jadi ada dua kali pengecekan. Tapi semua jalur itu pertemuannya di kawasan Tanah Merah. Mau masuk lewat Sarongge, Gunung Putri, atau Cibodas pasti ketemunya di Tanah Merah."
Baca Juga: Alun-alun Suryakencana Terbakar, Polisi Periksa 4 Petugas TNGGP
Selain itu, ujar Sapto, Balai Besar TNGGP telah melakukan peninjauan ulang kondisi sabana pascakebakaran, tempat taman bunga Edelweiss dan Cantigi tumbuh.
“Kita sudah tinjau, kalau nantinya area bekas kebakaran tidak terganggu bisa dipastikan tanaman akan pulih secara alami," paparnya.
Kendati demikian, pihak TNGGP akan tetap melakukan kajian terkait pemulihan lokasi yang terbakar. "Jika perlu rehab, kita akan rehab. Tapi kalau ditanam saat kekeringan seperti ini pun tidak akan tumbuh,” tandasnya.