Melek Digital

Pelajar SMP di Prabumulih Belajar Pendidikan Karakter Gen Z di Era Digital 

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi kembali menggelar

Featured-Image
Sejumlah pemateri berkompeten mengisi program literasi digital di Prabumulih.

bakabar.com, JAKARTA -Kemenkominfo bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi kembali menggelar webinar literasi digital untuk sektor pendidikan wilayah Sumatera bagi siswa/siswi SMP di Kota Prabumulih, Sumatera Selatan.

Kegiatan webinar ini mengangkat tema “Pendidikan Karakter Gen Z di Era Digital” dan telah digelar pada Selasa (8/8) pukul 09.00-11.00 WIB. Program literasi digital yang diselenggarakan bertujuan untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024 menuju Indonesia #MakinCakapDigital.

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Way Kanan, Pentingnya Teknologi Dukung Belajar Mengajar

Kegiatan digelar dalam rangka meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara positif, produktif, dan aman.

Berdasar laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya, dan di mana 191,4 juta penggunanya menggunakan media sosial.

Namun, penggunaan internet tersebut membawa berbagai risiko karena itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan tepat. 

Baca Juga: Literasi Digital, Kemenko Ekonomi: Percepat Masyarakat Adopsi Teknologi

Hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC), didapat skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada tahun 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang. 

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik.

Baca Juga: Literasi Digital, Kemenko Ekonomi: Percepat Masyarakat Adopsi Teknologi

“Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya melalui virtual. 

Kegiatan webinar dengan jumlah siswa 400 tersebut menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama Literasi Digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Dalam kegiatan tersebut menampilkan sejumlah narasumber, narasumber pertama yakni Dosen, Writerpreneur, dan Entrepreneur, Dian Ikha Pramayanti, membawakan materi budaya digital.

Baca Juga: Nobar Literasi Digital di SD Muara Enim Bahas Internalisasi Nilai Pancasila 

Dian menyebut bahwa budaya bermedia digital yakni menjadikan nilai Pancasila sebagai panduan karakter dalam beraktivitas di ruang digital, membuat konten kebudayaan Indonesia, mencintai produk dalam negeri, dan memahami hak-hak digital.

“Kalau di Sunda dari Jawa Barat tuh 'kan angklung ya, kemarin bapak Jokowi meresmikan ada rekor MURI dari 15.000 peserta angklung, nah, itu kan budaya di Indonesia, tapi malah lebih senang kalau budaya K-Pop Korea, atau kalau ada konser BLACKPINK kaya kemarin dari Prabumulih datang ke Jakarta," jelasnya. 

"Itu kan dibela-belain gitu ya, kalau ada konser tarian atau lagu, alat musik dari Prabumulih, adik-adik nonton gak? atau di YouTube, di-upload, nah ini, semakin berkurang, lebih senang budaya-budaya asing gitu,” ujar Dian lagi.  

Baca Juga: Nobar Literasi Digital di SMP Lampung Timur, Yuk Sebar Konten Positif

Giliran narasumber kedua, Nuraisyah Yany, S.Pd.,M.Si., selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Prabumulih, berbicara terkait etika digital. Menurut Yany, etika digital yang baik harus diterapkan oleh para generasi z agar dapat menghindari berbagai hal negatif seperti penyebaran berita bohong, perundungan, tindakan rasis, hate speech, dan kebocoran data pribadi. Para generasi z harus memiliki kesadaran ketika menggunakan media sosial dan memiliki kontrol diri sendiri untuk berpikir sebelum bertindak.

Literasi digital di Prabumulih diisi oleh beragam narasumber berkompetensi.
Literasi digital di Prabumulih diisi oleh beragam narasumber berkompetensi.

“Penting untuk mengajarkan kepada gen z tentang nilai empati dan toleransi terhadap perbedaan, kita harus memahami sudut pandang orang lain, menghormati keberagaman, dan membangun hubungan yang inklusif, yang ketiga, etika daring, menghormati privasi orang lain," jelasnya. 

Demi menghindari pelecehan dan perundungan online, serta pentingnya berperilaku sopan dalam berinteraksi di dunia maya, pelajar diminta untuk kritis berpikir agar dapat memilih dan memilah informasi yang akurat dan dapat dipercaya.

Baca Juga: Literasi Digital, Kemenko Ekonomi: Percepat Masyarakat Adopsi Teknologi

Selanjutnya mengembangkan kemandirian dan kreativitas sendiri, jadi pendidikan karakter harus kalian jadikan sebagai pengguna teknologi yang produktif, selanjutnya tanggung jawab sosial dan lingkungan, gen z harus diberi kesadaran tentang isu-isu global seperti perubahan iklim, kesetaraan gender, dan keadilan sosial, jadi konten kreator yang hits dan berilmu itu harus memiliki nilai seperti kepedulian terhadap lingkungan, keadilan, atau partisipasi aktif yang positif,” jelas Yany.

Selanjutnya pembicara terakhir, seorang presenter Reni Risti Yanti, tampil menyampaikan bahwa semua pengguna perlu berhati-hati dalam berselancar di ruang digital karena terdapat Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) yang harus dipatuhi. Selain harus bijak di media sosial, penting juga membuat konten yang positif untuk menyingkirkan banyak konten negatif yang beredar.

Baca Juga: Nobar Literasi Digital di SD Muara Enim Bahas Internalisasi Nilai Pancasila 

“Dalam bentuk karya kalian misalnya, dalam bentuk pencapaian kalian, hobi kalian, sisi-sisi positif lah yang bisa pada akhirnya diikuti oleh banyak orang, dan akhirnya kalian itu tidak hanya dikenal sebagai pengguna media sosial, tapi kalian memang dikenal sebagai influencer sekarang bahasanya, orang yang diikuti oleh banyak orang, makanya ada yang namanya key opinion leader, orang yang bisa menggiring sesuatu yang baik,” kata Reni.

Di akhir sesi webinar, para peserta diberikan kesempatan mengajukan pertanyaan yang dijawab langsung oleh narasumber. Seluruh rangkaian acara dipandu oleh moderator Diny Brilianti. 

Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo, Youtube @literasidigitalkominfo serta website literasidigital.id.

Editor


Komentar
Banner
Banner