Regional

Pekerja di Kalsel Tewas di Lubang Tambang, Istri Minta Tanggungan Perusahaan

Siti Khotijah tak bisa menahan sedih. Warga Murung Pudak, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan itu kehilangan suaminya yang tewas dalam kecelakaan kerja.

Featured-Image
Lokasi tambang batubara PT BPA di Desa Saradang,Haruai,Tabalong. Foto - apahabar.com/Muhammad Al-Amin

bakabar.com,TABALONG - Siti Khotijah tak bisa menahan sedih. Warga Murung Pudak, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan itu kehilangan suaminya yang tewas dalam kecelakaan kerja.

Suaminya bernama Puranam, berusia 47 tahun. Ia tewas tertimbun lumpur dalam kabin ekskavator di lokasi galian tambang milik PT Bara Pramukya Abadi (BPA), Jumat (9/6) lalu.

Sepeninggal suaminya itu, ia harus mencari nafkah sendiri.  Menghidupi tiga anaknya yang masih menempuh pendidikan.

Baca Juga: Gusar Senayan untuk Km 171 Tanbu, Habib Banua: Jangan Seperti Papua!

"Anak saya yang paling kecil jelas empat SD. Kedua di pondok pesantren dan paling besar kuliah di Jawa," ungkap perempuan 50 tahun itu, Sabtu (17/6) sore.

Siti Khotijah meminta kebijaksanaan perusahaan tempat suaminya bekerja. Agar mau membantu biaya pendidikan anak-anaknya dan kebutuhan sehari-hari.

"Tidak usah melihat saya, tetapi lihatlah anak-anak yang masih dalam pendidikan. Mereka perlu biaya pendidikan dan uang untuk hidup sehari-hari," ceritanya lirih.

Tewas Menyelamatkan Teman

Apalagi, ia mendengar cerita tewasnya sayang suami. Yang ternyata menolong teman kerjanya sendiri.

"Saat itu bapak di dalam kabin (alat berat) sedang menolong temannya. Pertama katanya lolos yang kedua selamat juga. Cuman bapaknya itu masih di dalam kabin keburu sudah tenggelam kabinnya sudah tidak terlihat," bebernya.

Puranam sendiri sempat coba diselamatkan. Ia berhasil dikeluarkan dari dalam kabin. Tapi sayang, nyawanya tak tertolong.

Baca Juga: Jengah! Tak Ada Kata Mundur untuk Km 171 Tanah Bumbu

"Yang menyelamatkan bapak dari kabin Pak Eldi dengan dipecahkan kaca kabin menggunakan alat. Cuma nyawa beliau tidak tertolong meski telah dibawa ke rumah sakit," imbuhnya.

Kecelakaan kerja ini bermula ketika tanggul pemisah antara kolam penampungan air tambang dan area kerja jebol. Lokasinya berada di Desa Saradang, Haruai, Tabalong.

Kembali ke urusan Khotijah dan keluarganya. Manajemen BPA bukannya tak membantu. Mereka menjamin biaya pemakaman, uang duka dan pesangon.

Baca Juga: Beringasnya Preman Tambang Bantai Lansia di Mangkaok Banjar

Jumlahnya belasan juta. Tapi itu dari BPJS. Jelas saja tak cukup untuk melanjutkan hidup.

"Bantuan pemakaman diserahkan hari saat kejadian. Uang pesangon dan dukanya waktu kami mengajukan BPJS ke pihak HRD, Kamis depannya," sebutnya.

BPA Bakal Bantu Keluarga Korban

Menanggapi hal itu,  perwakilan manajemen PT BPA, Jhon mengatakan, untuk santunan dari perusahaan sebenarnya juga ingin mereka serahkan. Tapi keluarga korban ingin bertemu HRD dulu.

"Sementara untuk JKN sudah kami koordinasikan ke Disnaker, saat ini masih proses," ucapnya.

Terkait permintaan kebijaksanaan perusahaan, kata Jhon mereka terbuka. Siap memperkerjakan anak korban jika lulus kuliah nanti. 

Baca Juga: Mafia Tambang Ismail Bolong: Sikap Komisi Kejaksaan Disayangkan

"Nanti kita carikan lah pekerjaan yang cocok dengan anak korban," janjinya.

Terlepas dari itu, ia menyampaikan duka kepada keluarga korban. Ia menegaskan, perusahaan pasti bertanggung jawab.

"Terkait musibah tersebut, manajeman perusahaan sangat berduka atas peristiwa itu, yang harus merenggut nyawa korban," ucapnya.

Operasional Tambang Ditutup Sementara

Sejauh ini PT BPA menghentikan sementara operasional tamban dan stok file

Terkait musibah tersebut, hingga saat ini operasional tambang maupun stockpile. Pihaknya menunggu hasil keseluruhan investigasi dari Inspektur Tambang Kementerian ESDM dan juga kepolisian.

Baca Juga: Tindakan Haris-Fatia Upaya Pemajuan HAM Industri Tambang

"Inspektur tambang sudah melakukan penyelidikan. Hasilnya ini murni kecelakaan tambang atau tanpa adanya unsur kesengajaan," ungkap Jhon.

Penutup, ia menyebut bahwa tanggul yang jebol itu orisinal bukan urukan.Tipe batuannya super keras, studi kelayakan material paling kuat.

"Kejadiannya sendiri  berlangsung cepat sekitar 3 menit. Sesuai keterangan pengawas kami di lapangan," tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner