Regional

Beringasnya Preman Tambang Bantai Lansia di Mangkaok Banjar

Kitok, tersangka utama kasus pembunuhan Sabriansyah (63) masih buron. Kitok merupakan orang terakhir yang melepaskan tembakan ke kepal

Featured-Image
Sejumlah preman yang disewa PT JGA untuk menghabisi Sabri kini mengenakan rompi oranye. Sebanyak 7 pembunuh Sabri dihadirkan dalam rekonstruksi di asrama polisi, Martapura, Kabupaten Banjar. Foto-foto: apahabar.com/Hendra

bakabar.com, MARTAPURA - Kitok, tersangka utama kasus pembunuhan Sabriansyah (63) masih buron. Ia adalah orang terakhir yang melepaskan tembakan mematikan ke kepala Amang Sabri.

Sebelumnya, video seorang berkacamata mengenakan jaket yang menutupi hingga kepalanya juga viral pasca-pembunuhan Sabri di Desa Mangkaok (sebelumnya ditulis Mangkaok), Banjar, Kalimantan Selatan, 29 Maret 2023. Terlihat ia memegang sebilah parang yang cukup panjang.

Baca Juga: Pilu Korban Pembunuhan Mengkauk Kalsel Tinggalkan 7 Anak 

Rupanya pria itu adalah Rudi Paku. Bersama Kitok, keduanya sampai kini buron. Rudi Paku disebut-sebut sebagai orang yang membacok leher Sabri. Sedang Kitok-lah yang menembak Sabri.

Tak cuma Sabri dan Kitok. Masih ada satu pelaku lagi yang masih buron. Dia adalah Syamsuri. Perannya melakukan negosiasi harga angkut batu bara dengan keluarga Sabri. 

Kitok, eksekutor penembak Sabri masih buron.
Kitok, eksekutor penembak Sabri masih buron. Perannya dalam rekon siang tadi digantikan oleh aparat kepolisian.

Sekadar tahu, Sabri tewas usai memprotes aktivitas PT JGA yang melintasi lahan milik warganya. Puluhan tahun lahan tersebut digunakan oleh perusahaan sebagai jalan angkutan tambang. 

Baca Juga: Tragedi Pembunuhan Mengkauk, PT JGA Juga Tak Ada di Kementerian

Sesuai fakta dalam reka ulang di halaman asrama polisi, Martapura, Kabupaten Banjar, Selasa siang (6/6), rupanya ada sebanyak tiga tembakan yang dilepaskan Kitok.

Peluru terakhir mengenai tepat bagian dahi Sabri. Sebelumnya oleh tujuh pelaku bapak tujuh anak tersebut dihujani sejumlah tebasan parang.

Total 33 adegan diperagakan oleh 7 dari 8 orang tersangka. Serta tiga orang DPO yang diperagakan anggota polisi. Dan sejumlah saksi termasuk anak korban, Mahyuni.

Adapun alat peraga yang digunakan adalah 10 parang dan 1 senjata api yang keduanya dari kertas karton.

Baca Juga: Belasan Preman Tambang Pembunuhan Mengkauk Masih Buron!

Satu tersangka yang tidak hadir adalah Agus Basri, Humas dari PT Jaya Guna Abadi (PT JGA) lantaran sedang sakit.

Sedang tujuh tersangka yang dihadirkan masing-masing yaitu Yahya alias Aya, Supian, Rudiansyah alias Rudi, Yusda Fahri, Syaipullah alias Ipul, Hendra, dan Abdul Karim.

Rekonstruksi tadi tak hanya dihari pihak tersangka dan saksi. Juga hadir pengacara korban, Fauzan Ramon, dan para keluarga korban dan tersangka, serta disaksikan pihak Kejaksaan Negeri Banjar.

Baca Juga: Terungkap! Pembantaian Lansia di Mengkauk Didalangi Humas PT JGA

Kasat Reskrim Polres Banjar, Iptu Bara Pratama Maha Putra mengatakan rekonstruksi digelar untuk memvisualisasikan keterangan para tersangka.

"Sebagian besar sudah berkesesuaian dengan keterangan BAP tersangka, hanya ada sedikit beberapa mis," ucap Iptu Bara, usai rekonstruksi.

Terkait tersangka yang masih DPO, Iptu Bara menjelaskan untuk sementara tiga orang yang masih dalam pencarian.

Baca Juga: Terungkap! Pembantaian Lansia di Mengkauk Didalangi Humas PT JGA

"Kami masih mencari dengan berkoordinasi Polres - Polres lainnya," terang Mantan Kapolsek Binuang ini.

Terkait ketidakhadiran tersangka Agus Basri dalam rekonstruksi tadi, Iptu Bara mengakui bahwa yang bersangkutan sedang sakit.

"Dari keterangan Polda Kalsel yang bersangkutan sedang sakit dan ada surat keterangan sakitnya dari rumah sakit," tandas Iptu Bara.

Baca Juga: Belasan Preman Tambang Pembunuhan Mengkauk Masih Buron!

Sementara, anak korban almarhum Sabriansyah, Mahyuni, mengatakan para pelaku saat kejadian terlihat begitu beringas menyerang ayahnya.

"Berbeda saat rekonstruksi tadi," ujar Mahyuni usai rekonstruksi.

Menurutnya, korban saat datang ke lokasi sudah diadang para pelaku. Korban pun tidak membawa senjata tajam.

Baca Juga: Komisi III DPR RI Atensi Kasus Pembunuhan Sadis di Mengkauk Pengaron

"Jadi ini korban ini diserang. Jumlah pelaku yang lebih dua puluh di lokasi, tapi jumlah pastinya kami tidak dapat memastikan," ucap Mahyuni.

Terpisah, pemerhati kepolisian Kalimantan Selatan, Anang Rosadi Adenansi mendesak polisi transparan. Termasuk mengumumkan seterang mungkin identitas tiga pelaku yang buron serta pemilik senjata api. 

"Melihat senjata organik yang digunakan, jelas itu cukup berbahaya. Harus dibuka apakah ada keterlibatan aparat atau tidak," jelas Anang.

Dalam waktu dekat, Anang pun berinisiatif bersurat ke berbagai lembaga atau kementerian terkait di Jakarta. "Atas kasus pembunuhan akibat konflik tanah ini, saya minta kepolisian mengusut tuntas kasus ini. Jangan terkesan melindungi," jelasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner