bakabar.com, JAKARTA - Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah mengeklaim bisikan Presiden Jokowi ke Ganjar Pranowo merupakan bentuk dukungan berlaga di Pilpres 2024.
Sebab bisikannya yang menyoroti kedaulatan dan kemandirian pangan menjadi proyeksi yang perlu dibenahi.
"Dari sini, fix, no debat, dan tak perlu tafsir ganda atas dukungan beliau kepada Mas Ganjar sebagai calon presiden," kata Said di Jakarta, Minggu (1/10).
Baca Juga: Jokowi Diisukan Gantikan Megawati, PDIP: Tergantung Kongres!
Menurutnya, Jokowi paham siapa penerus estafet kepemimpinan nasional yang orisinal, dapat memahami karakter dan watak ideologis serta cara juangnya. Sosok tersebut, sambung Said, ada pada diri Ganjar Pranowo. "Selain Ganjar tentu saja imitasi," ujarnya.
Ketua Badan Anggaran DPR RI itu melihat di dalam rumah politiknya, Jokowi tentu saja tidak perlu mengobral untaian kata puja dan puji. Sangat berbeda dengan cara Jokowi bertamu di luar rumah politiknya, yang perlu ada pembuka kesopanan dengan untaian puja puji.
Baca Juga: Kaesang Jadi Ketum PSI, Voxpol: Pembangkangan Jokowi kepada PDIP
"Di rumahnya sendiri, di PDI Perjuangan, Presiden Jokowi perlu mengajak seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) partai untuk bekerja keras, melakukan kerja politik nyata untuk menjalankan agenda kedaulatan dan kemandirian pangan. Dan kebulatan tekad itu kami tuangkan dalam rekomendasi rakernas yang akan dibacakan dalam penutupan hari ini," jelas Said.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo mengaku memberikan bisikan kepada bakal calon presiden PDIP Ganjar Pranowo untuk segera menangani kedaulatan pangan setelah dilantik jika terpilih menjadi Presiden periode 2024-2029.
"Tadi saya bisik-bisik ke beliau. Pak, nanti habis dilantik besoknya langsung masuk kedaulatan pangan, enggak usah lama-lama. Perencanaannya disiapkan sekarang, begitu dilantik besok langsung masuk ke kerja kedaulatan pangan," kata Jokowi.
Baca Juga: Tunjuk Kaesang jadi Ketum, PSI Ngarep Ketiban Elektabilitas Jokowi
Ia berpesan agar Ganjar Pranowo yang kini juga menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah tersebut untuk menyiapkan perencanaan dari sekarang dalam mengantisipasi krisis pangan sebagai dampak dari perang Ukraina dan Rusia.
Krisis pangan bukanlah kondisi yang mudah untuk diselesaikan di tengah perubahan iklim yang nyata. Musim kemarau yang panjang pun menyebabkan gagal panen, serta ancaman gagal panen akibat fenomena super El Nino di 7 provinsi yang dapat memengaruhi pasokan pangan.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menekankan perlunya visi taktis dan rencana yang matang, bahkan hingga 10 tahun ke depan untuk mewujudkan ketahanan pangan.
Ganjar Pranowo diyakini sudah memiliki rencana tersebut dan mampu menyelesaikan visi ketahanan pangan.