Sikap Politik Jokowi

Kaesang Jadi Ketum PSI, Voxpol: Pembangkangan Jokowi kepada PDIP

Pengangkatan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menambah deretan keluarga Presiden Jokowi terlibat politik praktis.

Featured-Image
Kaesang terima KTA dari Ketum PSI. Foto: apahabar.com/Fernando

bakabar.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Voxpol Center Research & Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan pengangkatan Kaesang Pangarep sebagai Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menambah deretan keluarga Presiden Jokowi terlibat politik praktis.

Selama menjabat sebagai presiden, sejumlah keluarga Jokowi telah menduduki jabatan publik. Anak sulung Jokowi Gibran Rakabuming, saat ini menjabat sebagai Walikota Solo. 

Kemudian ada Boby Nasution, menantu Jokowi yang saat ini duduk sebagai Walikota Medan. Lalu juga ada Anwar Usman, Ketua Mahkamah Konstitusi, yang juga merupakan ipar presiden Jokowi.

Baca Juga: Kaesang Jadi Ketum PSI, Relawan Jokowi: Berani dan Mantap!

Lebih lanjut, Pangi berpendapat bahwa Kaesang ke dalam PSI juga mengutarakan kekhawatirannya terhadap Jokowi setelah tak lagi menjabat sebagai presiden.

"Jokowi mencerminkan masa depan politiknya jika terus bertahan menyandang gelar petugas partai," kata Pangi dalam keterangan tertulis, Jumat (29/9).

“Sekelas SBY, mantan presiden yang punya saham terbesar Partai Demokrat saja menjadi bulan-bulanan ketika tak lagi menjabat sebagai presiden,” lanjutnya.

Di sisi lain, kata Pangi, hal tersebut juga bisa dianggap sebagai bentuk keretakan hubungan sekaligus pembangkangan Presiden Jokowi terhadap Megawati dan PDIP.

Hal tersebut tampak dari pesan dan ancaman serius bagi PDIP saat Kaesang mengimbau para relawan Jokowi beralih mendekat ke PSI.

Baca Juga: KPU Imbau Kaesang Pangarep Perbarui Data Kepengurusan PSI

Pangi menambahkan, posisi putra presiden sebagai ketua umum partai yang diangkat melalui jalur ''tol” membenarkan argumentasi ini.

“Jokowi sepertinya sedang mempersiapkan kapal sekoci untuk mengamankan kekuasaannya setelah tidak lagi berkuasa. Skenario dan intrik politik di berbagai lini yang dilancarkan,” ujarnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner