bakabar.com, JAKARTA – Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE), Kementerian Perindustrian, Taufiek Bawazier memaparkan data pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) ILMATE tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi nasional.
"Ini saya kira ukuran makronya, kami punya kontribusi agar bahan baku ini betul-betul mendorong ekonomi kita," kata Taufiek dalam Sosialisasi Penyusunan Komoditas dan Implementasi Neraca Komoditas 2023 dalam siaran daring di kanal YouTube PerekonomianRI, Senin (19/9).
Berdasarkan data menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dan diolah oleh ILMATE, secara kumulatif pertumbuhan ILMATE pada Semester I tahun 2022, dibanding Semester I tahun 2021 tumbuh 8,23 persen (c-to-c) di atas perekonomian nasional yaitu sebesar 5,23 persen.
Serta menurut paparan grafiknya pada Triwulan II tahun 2021 sebesar RP123,7 triliun Atas Dasar Harga Konstan (ADHK), Rp171,7 triliun Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB), sedangkan pada triwulan 2 tahun 2022 Rp137,2 triliun ADHK, Rp190,3 triliyun ADHB.
"Kita punya baja stainless steel juga ada baja karbon yang banyak, karbon ini coba kita dorong lebih meningkat karena dan stainless steel sudah tumbuh pesat ini yang menjadi perhatian," ucap Taufiek.
Menurutnya data kebutuhannya selama setahun dan nanti akan diverifikasi sehingga data yang ada bisa dikroscek sehingga prinsip-prinsip timeles, objektif, transparan dan terukur itu juga nanti akan menjadi bagian dari neraca komoditas ke depan.
"Yang menjadi konsep kita sehingga betul-betul meningkat dan kemudian juga supply chain di dalam negeri memang produksi dalam negeri sudah tersedia itu yang diabshop oleh produksi berikutnya," jelas Taufiek
Ia melaporkan bahwa yang untuk di ILMATE untuk tahun depan ada 3 komoditas yaitu, logam, elektronik, handphone. Karena itu, pihaknya telah melakukan dua langkah. Pertama adalah double check existing data yang ada saat ini yang sudah berjalan.
Sedangkan yang kedua melibatkan supplier independen untuk memverifikasi existing dari pada industri kapasitas produksi serta utilisasinya.
Taufiek mengatakan sebagai bahan materi, untuk Hs yang pertama besi baja ada 374Hs, baja paduannya ada 67Hs, baja turunannya adalah 57Hs. Jadi ia melakukan pendekatan adalah kepada supplier yang ada dalam negeri.
"Jadi ini yang potret kita sehingga kami harus bekerja keras untuk menyesuaikan ini yang karena turunnya sangat banyak dan juga parameternya juga sangat banyak sekali ini yang menjadi kita melakukan ini menjadi penting sekali," jelasnya.