bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) mendorong perempuan pelaku usaha untuk memasarkan produk makanan olahan ke pasar Kanada.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Didi Sumedi mengungkapkan, Kemendag membuka kerja sama dengan berbagai pihak yang mendukung peningkatan perekonomian dan kesetaraan gender seperti Trade Facilitation Office (TFO) Kanada.
"Kesempatan ini harus dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk mengembangkan kapasitas para pelaku usaha perempuan, khususnya yang bergerak di sektor makanan olahan agar bisa membuka pasar ekspornya di Kanada," ujar Didi melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (4/5).
Didi menjelaskan, TFO Kanada merupakan organisasi nonprofit yang membantu negara berkembang dalam menyediakan informasi, konsultasi, dan kontak kepada para calon eksportir untuk memasuki pasar Kanada.
Baca Juga: Polemik Mi Instan, Kemendag: Sesuai Standar Tapi Distributornya Tak Resmi
Sebagai wujud nyata upaya Kemendag untuk mendorong ekspor Indonesia, ada penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (Ditjen PEN) Kemendag dengan TFO yang ditandatangani pada 18 Agustus 2020. MoU ini juga dipertegas melalui perjanjian kerja sama yang ditandatangani pada Juli 2022.
Direktur Pengembangan Ekspor Produk Primer Merry Maryati menyampaikan, untuk memperluas pasar ekspor produk Indonesia, Kemendag memiliki berbagai program yang bisa dimanfaatkan para pelaku usaha.
Kemendag memiliki berbagai program promosi melalui pameran dagang berskala internasional dan misi dagang, peningkatan daya saing dan pengembangan produk melalui fasilitas kegiatan adaptasi produk, pengembangan dan konsultasi desain produk atau kemasan di Indonesian Design Development Center (IDDC) dan Good Design Indonesia.
Program lainnya antara lain, pengembangan merek dan sertifikasi produk ekspor seperti halal dan Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP)/Analisis bahaya dan pengendalian titik kritis, pendaftaran Hak kekayaan intelektual (HKI), serta layanan informasi peluang pasar ekspor melalui INAEXPORT (inaexport.id) dan Inadigiexport.
Baca Juga: Zat Pemicu Kanker di Indomie, Kemendag dan KDEI Taiwan Akan Investigasi
Merry meminta para pelaku usaha untuk terus meningkatkan daya saing serta memanfaatkan peluang sebaik-baiknya. Pelaku usaha diharapkan dapat terus menambah kapabilitas dan memanfaatkan berbagai fasilitas yang diselenggarakan pemerintah maupun pihak lainnya.
"Tidak hanya peningkatan daya saing, tetapi juga awareness bagi buyers dan konsumen juga harus gencar dilaksanakan. Manfaatkanlah program fasilitasi pengembangan produk dan pasar ekspor yang diselenggarakan Pemerintah maupun pemangku kepentingan lainnya," kata Merry.
Industri makanan olahan memiliki peranan penting dalam ekspor nonmigas Indonesia. Pada 2022, nilai ekspor produk makanan dan minuman (mamin) olahan mencapai 5,24 miliar dolar AS atau naik 5,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 4,97 miliar dolar AS.
Tren ekspor produk makanan dan minuman olahan Indonesia periode 2018-2022 rata-rata mengalami pertumbuhan 7,5 persen per tahun.
Pada 20233, ekspor produk mamin olahan utama Indonesia didominasi food preparation, olahan udang, wafer, ekstrak kopi, dan produk ikan. Negara tujuan ekspor terbesar untuk produk mamin olahan adalah Amerika Serikat (20,24 persen), Filipina (13,77 persen), Malaysia (7,44 persen), Tiongkok (7,06 persen), dan Singapura (5,17 persen).