bakabar.com, JAKARTA – Tak hanya Pasar Seafood Huanan di Wuhan saja yang menjual ragam hewan liar sebagai makanan ekstrem. Di Sulawesi Utara juga ada pasar yang serupa.
Belakangan ini masyarakat tengah diresahkan dengan mewabahnya virus corona. Virus mematikan tersebut diduga berasal dari Pasar Seafood Huanan yang berada di Wuhan, China.
Dikutip bakabar.com dari food.detik.com, Senin (03/02), pasar tersebut menjadi viral karena di dalamnya banyak menjual hewan-hewan liar yang dijadikan makanan ekstrem bagi orang-orang di China. Hewan-hewan liar tersebut ada mulai dari kelelawar, tikus, anjing, ular, monyet dan masih banyak lagi.
Banyak orang yang menduga bahwa hewan liar yang dijual di pasar tersebut menjadi penyebab virus corona mewabah hingga menjangkiti manusia. Namun, Negara Tirai Bambu tersebut bukan satu-satu yang memiliki pasar yang menjual hewan liar.
Di Sulawesi Utara terdapat pasar serupa yang juga menawarkan hewan liar sebagai makanan ekstrem. Pasar tersebut dikenal dengan nama Pasar Tomohon yang terkenal di kota Manado.
Di Pasar Tomohon, kamu akan menemukan hewan liar seperti monyet, kelelawar, ular, dan anjing yang dijajakan untuk dijual kepada pelanggan. Meski terkenal, tak sedikit juga yang mengkritik habis-habis pasar tersebut.
Pasalnya cara orang-orang menjual hewan liar tersebut dinilai sebagai kekejaman terhadap binatang. Biasanya para penjual akan mengurung anjing di dalam kandang. Kemudian hewan tersebut dipukul sampai mati dan dijual.
Selanjutnya anjing dan tikus ditusuk bambu dan dibakar untuk menghilangkan bulu halus. Dalam keadaan sudah terpanggang hewan dijajakan di kios khusus di pasar. Hal ini mendapat kritikan dari penyayang binatang.
Kritik juga datang dari seorang turis asal Norwegia bernama Alf Jacob Nilsen. Nilsen mengatakan bahwa dirinya merasa dilecehkan begitu melihat kondisi hewan-hewan yang tak biasa dijual di sana, lapor Daily Mail (29/01).
“Bukan hanya karena hewan-hewan diperlakukan dengan cara yang paling brutal hingga menderita, tetapi juga karena adanya risiko penyebaran parasit dan penyakit serius,” ujar Nilsen.
Sebelumnya Pasar Tomohon pernah terdaftar sebagai objek wisata utama di sebuah aplikasi travel. Kemudian banyak orang yang mengecam pasar tersebut, sehingga membuat destinasi pasar tersebut dihapus dari aplikasi.
Namun, perdagangan hewan secara ekstrem masih berlanjut hingga sampai saat ini dengan izin dari pemerintah setempat. Mereka telah menolak untuk bertemu dengan para pegiat dari komunitas pecinta hewan.
Selain kekejaman terhadap hewan, para pegiat tersebut juga mengatakan Pasar Tomohon adalah tempat berkembang biaknya penyakit yang berpotensi fatal seperti rabies. Apalagi saat ini ada keresahan masyarakat akan virus corona.(Dtk)
Baca Juga: Jangan Malas Berjemur di Pagi Hari, Manfaatnya Banyak Lho!
Baca Juga: Sosiolog: Fenomena Kerajaan Muncul karena Minim Kesejahteraan Sosial
Editor: Aprianoor