bakabar.com, JAKARTA - Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menyiapkan dan mematangkan strategi operasi menghadapi kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua dalam situasi kondusif maupun menghadapi serangan.
"Kita laksanakan pendekatan dengan hard approach, yaitu pendekatan operasi yang tegas, artinya apabila menghadapi situasi dengan kelompok kriminal bersenjata maupun separatis teroris," kata Yudo usai rapat bersama Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (2/2).
Baca Juga: Absen Hadiri Rapat, DPR Kembali Peringatkan KSAD Dudung
Yudo menambahkan bahwa pendekatan operasi yang tegas juga bakal tetap dioptimalkan dalam menghadapi KKB. Maka, sistem keamanan yang diterapkan ditujukan untuk mengatasi baku tembak yang kerap terjadi.
Pendekatan lain yang dimungkinkan diterapkan TNI menggunakan metode culture approach dan soft approach. Kedua pendekatan ini akan ia terapkan di Papua yang sudah mulai kondusif dari pasukan kelompok kriminal bersenjata.
"Ini khusus untuk daerah yang kita nilai tingkat keamanannya masih kondusif," sambungnya.
Baca Juga: KPK Gandeng TNI dan Polri Amankan Pemeriksaan Lukas Enembe
Diketahui rapat perdana Panglima TNI dipimpin oleh Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid yang juga dihadiri Wakil Ketua Komisi I DPR Teuku Riefky Harsya dan Abdul Kharis, Kamis (2/2).
Namun, Ketua Komisi I DPR RI menyayangkan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurahman yang absen karena sedang melakukan visit ke Korea tanpa konfirmasi.
Semula, Meutya tak mengetahui jika Dudung sudah mengirimkan surat izin untuk tidak hadir dalam rapat hari ini. Sebab, Dudung melayangkan surat ke pimpinan DPR, bukan ke Komisi I DPR.
Untuk itu, politisi partai Golkar ini berpesan kepada Panglima TNI untuk mengondisikan KSAD Dudung agar bisa berkomunikasi lebih baik.
"Dengan mohon disampaikan Pak Panglima kepada Pak KSAD untuk lain kali dapat memberikan komunikasi yang lebih baik," pungkasnya.