Gangguan Makan

Orthorexia Nervosa, Gangguan Terlalu Obsesi Terhadap Makanan Sehat

Melakukan clean eating sangatlah penting. Namun terobsesi dengan makanan sehat akan menyebabkan Orthorexia Nervosa. Dan menyebabkan gangguan kesehatan lainnya.

Featured-Image
Mengenal Orthorexia Nervosa, Obsesi berlebih terhadap makanan sehat. Foto: Freepik

bakabar.com, JAKARTA - Melakukan clean eating sangatlah penting. Namun terobsesi dengan makanan sehat akan menyebabkan Orthorexia Nervosa. Dan menyebabkan gangguan kesehatan lainnya.

Istilah Othorexia nervosa (ON) pertama kali ditemukan oleh Dokter Steven Bratman pada 1997. Menggunakan kata Yunani "ortho" yang berarti benar, dan "orexi" yang berarti nafsu makan, yaitu sebuah gangguan terhadap obsesi pola makan yang sehat. 

Dampaknya, menyebabkan penderitanya hanya makan makanan tertentu dalam porsi banyak dan mengabaikan jenis makanan lainnya. Sehingga membuat tubuh mengalami kekurangan gizi pada nutrisi lain, bahkan menyebabkan malnutrisi.

Melansir Psychcentral, pada (18/9), penyebab terjadinya kondisi ini masih tidak jelas diketahui. Namun berkaitan dengan gangguan makan, serta kesehatan mental seperti kecemasan dan OCD.

Beberapa orang rentan mengalami Ortoreksia, seperti beberapa profesi yang memiliki fokus terhadap bentuk tubuh dan kebugaran badan. Penderitanya juga melakukan aktivitas olahraga secara kompulsif.

Beberapa peneliti berspekulasi ortoreksia ini menonjol dalam budaya Barat. Didefinisikan dengan jelas bahwa perubahan budaya dan masyarakat saling terkait erat.

Sehingga menjadikan media sosial memiliki peran penyebarannya. Seperti tren di Instagram atau TikTok mengenai obsesi seseorang terhadap makanan sehat.

Walau terdengar sehat, namun gangguan makan ini memiliki dampak buruk bagi kehidupan dan kesehatan. Di antaranya:

Dampak Terhadap Fisik

Dampak Orthorexia Terhadap Kesehatan Fisik. Foto: iStockPhoto
Dampak Orthorexia Terhadap Kesehatan Fisik. Foto: iStockPhoto

Walau terlihat sehat, namun kondisi ini memiliki dampak buruk pada kesehatan seperti pembatasan makanan yang dikonsumsi dapat meningkatkan malnutrisi, penurunan berat badan secara berlebihan, anemia, kurangnya asupan sodium, sel darah putih dan lemahnya detak jantung.

Psikologis

Dampak Orthorexia Terhadap Kesehatan Fisik. Foto: truesport
Dampak Orthorexia Terhadap Kesehatan Mental. Foto: truesport

Terlalu obsesi terhadap makanan sehat, membuat mereka merasa bersalah dan gagal jika tidak mempertahankan standar dietnya. Dan menyebabkan rasa takut terhadap penyakit, berupaya untuk terus makan dengan sesehat mungkin.

Bisa terjadi gangguan emosional seperti kelelahan, dan ketidakstabilan emosi. Terlebih saat melihat orang lain memakan makanan yang mereka anggap tidak sehat.

Beberapa terapi diketahui dapat mengobati kondisi ini, seperti Terapi Perilaku Kognitif (CBT). Terapi ini membantu untuk mengubah pola pikir terhadap makanan dan mengontrol kecemasan pada diri.

Editor


Komentar
Banner
Banner