Ekonomi Indonesia

Optimisme Ekonomi Indonesia Hadapi Resesi Global 2023

Ketahanan ekonomi yang baik, Indonesia optimis hadapi resesi global 2023

Featured-Image
Plt Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, Eka Sastra. (Foto: Dok. HIPMI)

bakabar.com, JAKARTA – Plt Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, Eka Sastra mengungkapkan bahwa Ekonomi Indonesia optimis hadapi resesi global pada tahun 2023.

Optimisme tersebut dapat terlihat dari meningkatnya nilai realisasi Investasi di Indonesia. Peningkatan tersebut juga menunjukan meningkatnya kepercayaan industri terhadap ketahanan ekonomi negara.

“Sepanjang April-Juni (Triwulan II) tahun 2022 mencapai Rp302,2 triliun atau tumbuh 35,5 persen,” ungkapnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (20/10).

Baca Juga: HIPMI Ungkap Investor Global Siap Berinvestasi di Indonesia

Di sisi lain, data nilai inflasi Indonesia yang masih berada di batas aman dibandingkan dengan negara lain. Tingkat inflasi Indonesia saat ini masih berada pada angka plus lima persen.

Angka tersebut menunjukan kondisi pertumbuhan Indonesia dan rencana pembangunan dari pemerintah berjalan dengan semestinya.

"Kita bangun optimisme dan konsolidasikan kekuatan UMKM, dan membantu pemerintah dalam realisasi investasi di Indonesia untuk menggerakkan perekonomian nasional," ujar Eka.

Baca Juga: HIPMI Siap Fasilitasi UMKM Kecil untuk Menghasilkan Pengusaha Muda Baru

Selain itu, dari sisi sektor perdagangan pasar domestik Indonesia, kegiatan ekonomi yang terjadi antar pulau dan provinsi masih memiliki volume yang cukup tinggi.

Pesimisme terhadap ekonomi Indonesia dalam menghadapi tantangan global tahun depan, terus meningkat akibat banyaknya pihak yang memyebarkan isu tersebut.

“Jangan sampai isu ini menakutkan kita dan membangun pesimisme, Kita sebagai pengusaha muda perlu bangun optimisme," ucapnya.

Baca Juga: Perkuat Ekosistem Bisnis, HIPMI Luncurkan Creative Hub

Dampak resesi yang akan dialami oleh Indonesia tidak akan terjadi dalam tingkat yang ekstrim. Alasannya adalah karena Indonesia tidak ketergantungan impor komoditas negara Ukraina-Rusia yang sedang menghadapi konflik.

Dampak resesi global yang paling terasa adalah pada negara yang ada di Eropa. Negara-negara tersebut, memiliki ketergantungan pada Ukraina-Rusia, terutama untuk komoditas gandum dan energi.

“Indonesia dalam 3 tahun terakhir sebesar 31 juta dan tentunya kita memiliki daya tahan yang cukup. Karena dalam 3 tahun terakhir juga kita tidak melakukan impor beras,” ungkapnya.

Baca Juga: Bermodal SIUP Perusahaan, Cerita Akbar Bergabung dengan HIPMI

Eka memaparkan bahwa Indonesia saat ini, tidak melakukan Impor komoditas jagung. Bahkan, pemerintah saat ini mengalami surplus jagung.

Data-data tersebut menunjukan Indonesia masih memiliki kekuatan untuk bertahan dalam menghadapi isu resesi global tahun 2023.

“Jadi kita sebaiknya jangan khawatir melainkan terus berupaya menggerakan ekonomi kita,” tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner