Neraca Perdagangan

Nilai Ekspor Impor RI Turun Meskipun Neraca Dagang 2023 Alami Surplus

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan kinerja ekspor impor Indonesia pada Maret 2023 turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Featured-Image
Ilustrasi kegiatan ekspor. (Foto: pusbang.bpbatam.go.id)

bakabar.com, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan kinerja ekspor impor Indonesia pada Maret 2023 turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kendati demikian, kinerja neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2023 kembali surplus.

"Sepanjang Maret 2023, neraca perdagangan surplus USD 2,91 miliar," ujar Deputi Bidang Metodologi dan informasi Statistik, Imam Machdi, dalam konferensi pers di Gedung BPS, Senin (17/4).

Adapun, nilai ekspor Indonesia pada Maret 2023 sebesar USD23,50 miliar (mtm) atau naik 9,89%. Namun, secara tahunan ekspor turun 11,33% (yoy) dibandingkan Maret 2022.

"Nilai ekspor Maret 2023 mencapai 23,50 miliar dolar AS atau baik 9,89 persen dibanding bulan sebelumnya," ungkap Imam.

Baca Juga: Jelang Rilis Neraca Perdagangan Dalam Negeri, IHSG Awal Pekan Menguat

Sedangkan, Nilai ekspor migas pada Maret 2023 mencapai USD1,34 miliar, naik 12,79 persen dibanding Februari 2023 senilai USD1,19 miliar.

Sementara nilai ekspor non migas selama Maret 2023 tercatat USD22,69 miliar, naik 9,71 persen dibandingkan Februari 2023 yang sebesar USD20,20 miliar.

Namun, jika melihat secara tahunan. Ekspor Migas turun 4,67 persen dari USD1,41 miliar pada Maret 2022 menjadi USD1,34 miliar di Maret 2023.

"Kemudian nilai ekspor non migas secara tahunan juga turun 11,70 persen dari USD25,09 miliar di Januari 2022 menjadi USD22,16 miliar di Maret 2023," ungkapnya.

Baca Juga: 33 Bulan Berturut-Turut, Neraca Perdagangan Indonesia Catat Surplus

Dari sisi nilai impor, BPS mencatat pada Maret 2023 diketaui 20,59 miliar dolar AS. Posisi itu naik 29,33 persen jika dibanding Februari sebelumnya.

"Namun menurun dibanding periode sama tahun lalu yang saat itu sebesar 21,96 miliar dolar AS," bebernya.

Nilai impor pada Maret 2023 tersebut terdiri dari migas sebesar USD3,02 miliar dan non migas USD17,57. Keduanya sama-sama mengalami peningkatan sebesar 25,28 persen dan 30,05 persen dari bulan sebelumnya.

"Dalam tiga tahun terakhir, pertumbuhan impor Maret selalu naik secara bulanan," lanjutnya.

Baca Juga: Neraca Perdagangan Kembali Surplus, Kabar Baik Bagi IHSG

Kenaikan impor migas sebesar 30,05 persen pada Maret 2023 dibandingkan bulan sebelumnya karena ada peran beberapa komoditas yakni, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya dengan HS 85 naik sebesar 29,45 persen.

Kemudian, untuk besi dan baja HS 72 naik 45,52 persen dan mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya HS 84 naik 15,65 persen.

"Melihat kenaikan impor migas sebesar 25,28 persen, hal itu dikarenakan adanya kenaikan minyak mentah sebesar 54,18 persen juga hasil minyak naik sebesar 21,09 persen," tambahnya.

Baca Juga: Tingkatkan Perdagangan Digital, Indonesia-Norwegia Perkuat Kerjasama

Sementara menurut penggunaan pada Maret 2023, nilai impor mencapai USD20,59 tersebut terdiri atas impor barang konsumsi sebesar USD1,80 miliar, barang modal sebesar USD3,67 miliar, dan bahan baku penolong USD15,11 miliar.

"Pada Maret 2023 impor barang konsumsi bahan baku penolong dan juga barang modal secara bulanan ini mengalami peningkatan," pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner