Perasaan seksual terhadap ibu kandung inilah yang menjadi perdebatan dalam dunia psikologi. Namun, Freud berdalih, perasaan itu sebenarnya 'tertekan' atau tak disadari anak. Hanya saja, hasrat ini tetap berpengaruh terhadap perkembangan buah hati.
Freud percaya bahwa manusia adalah makhluk seksual sejak lahir. Kontak fisik, seperti belaian, pelukan, dan ciuman, sangat penting untuk tumbuh kembang seorang anak. Ini pula lah yang memengaruhi perkembangan psikoseksual pada masa kanak-kanak.
Tanda-tanda Oedipus Complex
Oedipus complex tidak selalu mengacu pada hal-hal bersifat seksual. Freud menilai seorang anak harus mampu mengatasi konflik di setiap tahapan perkembangan seksual untuk dapat mengembangkan hasrat yang normal.
Ketika konflik selama tahap falik tidak bisa terselesaikan dengan baik, kecenderungan perilaku seksual yang menyimpang dapat berkembang dan menetap. Hal ini menyebabkan anak lelaki menjadi terlalu terpaku kepada ibunya.
Adapun beberapa tanda yang menunjukkan seseorang mengidap oedipus complex, antara lain bersikap posesif terhadap ibu, tidak membiarkan ayah menyentuh ibu, bersikeras tidur di antara orang tua, lebih senang jika ayah tidak tidur bersama ibu, serta berharap ayah bepergian dalam waktu lama atau tidak berada di dekat ibu.
Pada tahap yang lebih jauh, tepatnya saat sang anak memasuki usia dewasa, hal ini berpotensi membuat dia memilih pasangan yang mirip dengan sosok ibu kandung. Itulah sebabnya, oedipus complex juga dimaknai sebagai preferensi pria muda yang menyukai wanita dengan usia jauh lebih tua, atau sepantaran dengan ibu mereka.
Demikianlah pembahasan mengenai oedipus complex, konsep yang masih diperdebatkan. Kalau Anda merasa si kecil mulai menunjukkan tanda-tanda sebagaimana disebutkan sebelumnya, cobalah berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. (Nurisma)