bakabar.com, JAKARTA - Bagaimana jadinya bila suami tercinta berselingkuh dengan ibu mertua? Meski terdengar tidak senonoh, kejadian itu benar-benar dialami Norma Risma.
Sekira pertengahan November 2022 lalu, warga sekitar menggerebek kediaman Norma. Alangkah terkejutnya mereka kala mendapati ibu kandung dan suami Norma sendiri tak berbusana.
Wanita malang itu lantas mencurahkan isi hatinya melalui akun TikTok. Dia mengaku telah mengendus hubungan tercela antara ibu dan suaminya ini pada 2020 lalu, jauh sebelum mereka menikah.
Perselingkuhan suami dengan ibu mertua yang demikian bukanlah kasus yang kali pertama. Pada 2021, misalnya, kejadian serupa menimpa biduk rumah tangga SP dan DN yang berasal dari Surabaya.
Begitu pun dengan yang terjadi di Desa Tanawaran, Nusa Tenggara Timur pada Maret 2019. Hubungan terlarang itu bahkan sampai membuat ibu kandung sang istri hamil dan melahirkan bayi.
Maraknya kasus perselingkuhan antara suami dan ibu mertua memang dilatari berbagai faktor. Salah satunya, boleh jadi karena pihak lelaki mengidap oedipus complex. Apa itu?
Naksir Wanita Lebih Tua
Psikolog dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fauzan Heru Santhoso, menyebut kecenderungan pria menyukai wanita lebih tua merupakan pertanda oedipus complex.
"Ciri-ciri oedipus complex itu pria cenderung mencari pasangan wanita yang menyerupai dengan sosok ibunya. Bisa juga misalnya pria menyukai wanita yang umurnya lebih tua, bahkan seumuran dengan ibunya," ujarnya, seperti dikutip dari detikHealth, Selasa (3/1).
Kecenderungan itu muncul dikarenakan pola asuh ibu yang protektif. Menurut teori Bapak Psikologi, Sigmund Freud, oedipus complex muncul ketika anak memiliki kelekatan yang teramat kuat dengan ibunya.
Alhasil, anak tak sanggup lepas dari sosok ibu. Ini lantas berimbas pada preferensi saat si pria mencari pasangan, di mana lebih menyukai wanita dengan usia jauh lebih tua, bahkan sepantaran dengan ibu mereka.
Selalu Butuh Perhatian sang Ibu
Dalam psikologi, kondisi di mana anak lelaki jatuh cinta pada ibu kandung dikenal dengan istilah oedipus complex. Istilah ini pertama kali dicetuskan oleh Sigmund Freud, sang bapak psikologi analisis asal Austria.
Kondisi serupa juga tercatat dalam mitologi Yunani. Adalah Oedipus Rex, seorang Raja Thebes, yang konon jatuh cinta pada ibu kandungnya, Laios, sampai-sampai tega membunuh ayahnya sendiri demi menikahi sang tambatan hati.
Sebagaimana kisah tersebut, anak yang mengidap oedipus complex memang kerap menganggap ayahnya sebagai 'saingan.'
Melansir The Interpretation of Dreams, Freud mendefinisikan oedipus complex sebagai kondisi ketika anak laki-laki menginginkan ibunya hanya untuk diri sendiri. Dia kerap memandang sang ayah sebagai pesaing, bahkan muncul keinginan menyingkirkannya.
Ketika anak lelaki dengan oedipus complex menyadari bahwa ayahnya lebih berkuasa dan lebih kuat, bakal muncul perasaan cemas. Untuk menghilangkan kecemasan tersebut, biasanya dia meniru sifat atau perilaku sang ayah agar bisa merebut perhatian ibu.
Kendati begitu, Freud menegaskan bahwa oedipus complex tak selalu mengacu pada hal-hal seksual. Menurutnya, seiring waktu, seorang anak mampu mengatasi konflik di setiap tahapan perkembangan seksual, sehingga bisa mengembangkan hasrat yang normal.