bakabar.com, JAKARTA - Kabar kebijakan penggolongan SIM C1 dan C2 akan diberlakukan untuk motor dengan cc besar kembali berhembus.
Melalui Peraturan Kapolri nomor 5 tahun 2021 tentang Penerbitan dan Penandaan SIM, nantinya golongan SIM C akan dibagi kembali menjadi tiga kategori, yakni SIM C biasa, SIM C-I dan SIM C -2.
Terdapat Pasal 3 ayat 2 butir (e) bahwa SIM C hanya berlaku untuk mengendarai motor dengan kapasitas mesin sampai 250cc.
Lantas Motor Gede (Moge) menjadi sorotan lantaran kendaraan roda dua tersebut memiliki cc yang besar.
Baca Juga: Dua Model Honda Civic Sabet Penghargaan, Ada yang Hybrid!
Pendiri Instruktur Jakarta Defensive Driving Consulting, Jusri Pulubuhu mengaku sangat setuju dengan kebijakan penggolongan SIM tersebut.
"Secara keseluruhan kebijakan SIM C1 atau C2 nanti saya sangat setuju. Sepanjang mekanisme dalam kualifikasi yang dilakukan tidak menyulitkan masyarakat dan dilakukan secara benar," ujarnya kepada apahabar, Senin (9/1).
Ia menegaskan bahwa jangan sampai ketentuan atau kebijakan tersebut malah menyulitkan masyarakat dah stakeholders sehingga malah menambah masalah yang sudah ada.
"Untuk proses pelaksanaan mendapatkan SIM di Indonesia saat ini masih belum sempurna," tukasnya.
Baca Juga: Surui Garage, Wadah untuk Modifikasi dan Sparepart Harley-Davidson
Ia pun berpendapat bahwa sebelum kebijakan itu diberlakukan, seluruh inflastruktur di daerah dan di Polda harus sudah siap dan tertata dengan benar.
"Sebelumnya, mulai dari SDM, peralatan, lapangan dan lain-lain belum siap. Jika semua sudah siap, baru bisa kita laksanakan," imbuhnya.
Selain itu, pria berkacamata tersebut juga menekankan pentingnya peran para penguji yang berkualitas untuk menjunjung visi dan misi yang diharapkan pemerintah.
Motor Gede untuk Tes SIM
Polri sendiri sudah menyiapkan motor khusus untuk ujian praktik SIM C-I tersebut. Motor tes tersebut diketahui adalah sebuah moge Hunter Scrambler SK500.
Korlantas Polri berencana menyiapkan moge untuk tes SIM yang diketahui baru tersedia 32 unit. Kedepannya, unit-unit tersebut akan ditambah secara bertahap hingga merata di seluruh Indonesia.
"Masyarakat sendiri harus ditingkatkan mengenai kesadaran mereka, bahwa berkendara di jalan raya bukan semata-mata tentang keterampilan, tetapi harus diimbangi dengan pengetahuan sehingga ketertiban dan kepatuhan menjadi lifestyle," pungkasnya.
