bakabar.com, BANJARMASIN - Mobil-mobil di kasus pembunuhan berencana Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat turut mencuri perhatian. Dalam beberapa rekaman CCTV terungkap beberapa adegan dengan menggunakan mobil.
Adapun mobil yang dikendarai itu memiliki banderol harga cukup fantastis. Hampir keseluruhan modelnya merupakan merek mobil mewah asal Jepang, Lexus. Jenisnya pun beragam, ada MPV dan juga SUV.
Pertama ada Lexus LM 350. MPV mewah itu diketahui menggunakan pelat 'B 1 MAH', Mengutip laman Informasi data kendaraan dan pajak kendaraan bermotor pemerintah provinsi DKI Jakarta, mobil berkelir hitam itu merupakan kendaraan kepemilikan pertama lansiran tahun 2020. Mobil yang berbasis platform Alphard tersebut ditaksir punya nilai jual Rp 1,611 miliar. Dengan banderol harga yang cukup fantastis, total pajak tahunan Lexus LM 350 mencapai Rp 35.111.700.
Baca Juga: Jadwal Semifinal Piala Dunia 2022 Dini Hari: Prancis Vs Maroko!
Kedua ada Lexus LX 570. SUV mewah itu terlihat dalam CCTV yang diungkap dalam persidangan. Lexus LX 570 juga punya banderol cukup fantastis. Mobil ini dijual dengan harga kisaran Rp 3 miliaran untuk versi terbarunya.
Berlanjut lagi ada Lexus NX300 F-Sport. SUV ini terungkap dalam kamera CCTV di Jalan Saguling. Mobil SUV berkelir abu-abu metalik tersebut diketahui merupakan kendaraan kepemilikan ketiga. Untuk versi terbaru dari Lexus NX300 F-Sport ditaksir punya harga kisaran Rp 1,1 miliar. Namun mobil berpelat 'B 77 SAM' itu ditaksir memiliki nilai jual Rp 863 juta. Pajaknya juga terbilang tinggi yakni sekitar RP 27.327.500.
Mobil Lexus lain yang terungkap dalam kamera CCTV di sejumlah titik saat perjalanan Putri Candrawathi dari Magelang menuju Jakarta adalah Lexus RX. Mobil berpelat 'L 1973 ZX' itu mengekor persis tepat di belakang Lexus LM 350 'B 1 MAH'. Tidak diketahui jenis pastinya, lantaran saat dicek di laman Samsat Jawa Timur tertulis 'Data Tidak Ditemukan'.
Baca Juga: Pemprov Kalsel Dukung RUU Larang Minuman Beralkohol
Tidak diketahui dengan pasti siapa pemilik mobil itu. Pasalnya nama Ferdy Sambo belum terdaftar dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sebagai perwira tinggi Polri, Sambo seharusnya melaporkan harta kekayaannya ke KPK sesuai Undang-undang Nomor 28 tahun 1999, tetapi hasilnya nihil. KPK menyebut bahwa dokumen laporan kekayaan Sambo belum lengkap.
