bakabar.com, JAKARTA - Misteri Mayat sekeluarga Kalideres, Jakarta Barat perlahan terungkap dan mulai menemukan titik terangnya.
Sebagaimana diketahui, Pihak Kepolisian terus mengusut kasus kematian satu keluarga yang beranggotakan empat orang itu.
Pelacakan demi pelacakan dilakukan untuk mengungkap misteri tewasnya empat korban nyawa tersebut.
Polisi Patahkan Dugaan Kelaparan
Kendati Polda Metro Jaya belum bisa mengungkapkan secara gamblang terkait motif dibalik kasus satu keluarga tewas Kalideres itu.
Namun, pihaknya mengeklaim sudah menemukan kemajuan dari penyidikan yang saat ini belum bisa mereka ungkapkan.
Baca Juga: Polisi Masih Bimbang Soal Motif Mayat Sekeluarga Kalideres
Paslanya, pasca olah TKP, Polisi mengungkap adanya temuan baru yang mereka kantongi, dan berhasil mematahkan dugaan-dugaan lain yang beredar seperti kelaparan dan pengaruh sekte.
"Ternyata ini kita memperoleh beberapa kemajuan atau titik terang dari penyelidikan ini. Salah satunya terkait motif, kita bisa patahkan beberapa motif dan masih perlu pendalaman kembali,” ujar Kombes Pol Hengki Haryadi kepada wartawan, di TKP, Rabu.
Gulungan Sampah Makanan di Dalam Rumah
Usai menggelar olah TKP di rumah satu keluarga tewas, pihak penyidik menemukan gulungan sampah dan bekas makanan.
Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi mengungkapkan hasil dari olah TKP hari ini, terdapat gulungan sampah yang berada di dalam rumah tersebut.
"Dalam melakukan olah TKP sore ini, kami menemukan gulungan sampah yang berada di dalam rumah," ucap Kombes Hengki kepada wartawan, pada Rabu (16/11) sore.
Baca Juga: Mobil Mayat Sekeluarga Kalideres Ditemukan di Dealer, Polisi: Dijual!
Hengki mengatakan ada gulungan sampah yang ditemukan di sekitar area belakang rumah tersebut. Selain itu, ada juga bekas-bekas makanan.
"Gulungan sampah tersebut ada di belakang rumah, dan gulungan sampah tersebut ditemukan bekas-bekas makanan," ujarnya
Pesan Terakhir Korban ke Tetangga
Tetangga korban tewas Kalideres, Dessi mengungkapkan salah satu foto terakhir yang dikirim oleh salah satu anggota keluarga tewas (Margaretha).
Dalam pesan WhatsApp tersebut, keluarga ini rupanya melarang orang luar masuk ke rumahnya.
"Kamu gausah datang lagi ke sini," ujar Dessi, dikutip Kamis (17/11).
Baca Juga: Keluarga Meninggal di Kalideres Diduga Menganut Paham Apokaliptik, Apa Itu?
Pesan itu diungkap Margaretha, kata desi, kepada kader juru pemantau jentik (jumantik) melalui pasan Whatsapp yang tiap bulan rutin mengecek rumah warga Perumahan Citra Garden Extension, Kalideres.
"Tanggal 19 September kader jumantik dapat whatsapp dari istrinya (Margaretha) kirim foto lagi periksa air (kamar mandi)," lanjut tetangga korban.
Keberadaan Mobil yang Sempat Hilang
Sebelumnya, keberadaan mobil milik satu keluarga tewas itu mengundang pertanyaan. Diungkap Tetangga bahwa sebelumnya keluarga sempat memiliki satu buah unit mobil Brio.
Terabaru, Polisi akui sudah berhasil menemukan keberadaan mobil tersebut. mobil dengan nomor polisi B 2601 BRK itu ditemukan di salah satu showroom mobil bekas di kawasan Jakarta Barat.
Baca Juga: Kata Polisi soal Mayat Sekeluarga Kalideres Anut Sekte Sesat
Dari keterangan orang showroom, mobil itu dijual oleh salah satu korban dalam kasus ini, yaitu Budiyanto Gunawan seharga Rp 160 juta.
"Dijual ke showroom di Kalideres pada bulan Januari oleh almarhum Budiyanto," ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Hengki Haryadi kepada awak media, Selasa (15/11).
Untuk diketahui, Budiyanto Gunawan adalah salah dari mayat sekeluarga Kalideres.
Mayat Sekeluarga
Diberitakan sebelumnya, telah ditemukan satu keluarga tewas di dalam rumah Blok AC5/7 Perumahan Citra Garden 1 Extension, Kalideres, Jakarta Barat, pada Kamis, 10 November 2022.
Baca Juga: Soal Kematian Sekeluarga di Kalideres, Kriminolog UI: Peran Negara di Mana?
Seperti diketahui, satu keluarga yang terdiri dari empat orang anggota yakni suami, istri, anak dan ipar korban.
Mereka yang sudah meninggal dunia adalah Rudyanto Gunawan (71 tahun), Renny Margaretha Gunawan (68 tahun), Dian Febbyana Apsari Dewi (42 tahun), dan Budyanto Gunawan (68 tahun).