bakabar.com, CIANJUR - Kondisi Rumah Tahan Gempa (RTG) korban bencana gempa bumi Cianjur di Kampung Cidulang, Desa Sukamahi, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dalam kondisi mangkrak.
RTG yang dibangun oleh aplikator tersebut belum diketahui kapan bisa terselesaikan. Namun, para warga menekankan agar aplikator bisa secepatnya menyelesaikannya.
Berdasarkan pantauan bakabar.com, ada sebanyak delapan RTG yang mengkrak di Desa Sukamahi. Tiga bangunan rumah tersebut mangkrak sampai 4 bulan.
Baca Juga: Ditolak Warga, Rumah Relokasi Korban Gempa Cianjur Tahap III Dipindahkan
Selain itu, dari delapan bangunan yang mangkrak salah satunya ada yang baru saja memasang tiang panel. Sedangkan satu bangunan kondisinya sudah 80 persen, namun konstruksinya sangat jauh dari layak.
Irma (45) pemilik bangunan yang mangkrak di Desa Sukamahi, mengungkapkan menurutnya bangunan rumahnya baru di bangunan sampai pondasi.
"Saya awalnya pengen bangun sendiri. Pas cair di termin pertama saya beli dulu bahan bangunan, seperti semen, hebel, pasir," tuturnya kepada wartawan, Rabu (11/10).
Baca Juga: Pembangunan Rumah Korban Gempa Cianjur Mangkrak, Bupati Turun Tangan
Setelah akan melakukan pembangunan mandiri, Irma dipanggil oleh pihak Desa melalui kepala dusun untuk diminta pembangunan oleh aplikator. Ia kemudian terpaksa menyerahkan sisa pembelian bahan bangunan sebesar Rp13,5 juta tersebut kepada pihak kadus.
Setelah diserahkan pembangunan kepada aplikator, pembangunan tersebut terhenti sampai pondasi sampai saat ini belum ada tindak lanjut. Kondisi mangkrak tersebut dirasakannya sejak empat bulan terakhir.
"Pas saya tanyakan ke pihaknya malah banyak alasan," jelasnya.
Baca Juga: Atasi Kekeringan, Pemprov Jabar Distribusikan 15 Juta Liter Air Bersih
Warga lainnya, Dewi Indah (22) mengatakan aplikator tersebut menjanjikan RTG tersebut sudah selesai dalam waktu 1 bulan. Nyatanya, selama empat bulan ini tidak sesuai dengan yang dijanjikan.
Menurutnya, pembangunan RTG itu awalnya di arahkan oleh pihak Desa agar dibangun oleh pihak aplikator.
"Sesudah uang cair disuruh sama Desa kalau pembangunan diborongkan, termin pertama sudah cair 24 juta. Pas ada uang disuruh ke Sadamaya dianterin uangnya ke Pak Riska katanya biar cepet. Waktu itu saya ke Pak Riska sama suami sama paman, bawa uang sama buku rekening," ucapnya.
Baca Juga: Kekeringan di Tangerang Terus Meluas di 16 Kecamatan
Pihaknya juga kecewa pembangunan RTG yang dibangun aplikator tak sesuai dengan yang dijanjikan. Dewi merasa dipermainkan sebab pengerjaannya tidak amanah.
"Pak Bupati tolong saya juga warga Bapak dan terkena korban, tapi bagaimana sekarang nasib saya. Bangunan juga tidak beres-beres, jangan karena saya orang kampung jadi seenaknya begini," jelasnya.
Sementara Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan, pembangunan yang mangkrak segera dilaporkan sehingga ada tindak lanjut.
"Ya nanti kita terjunkan Inspektorat, kalau tidak selesai Inspektorat akan menindak lanjutinya," pungkasnya.