SIAPA yang tak mengenal Lionel Messi. Maestro sepak bola dari negara Amerika Latin, Argentina.
Segudang prestasi pernah diraihnya. Mulai pemain terbaik dunia (Ballon d'Or) sebanyak 7 kali sampai mengantarkan klubnya Barcelona langganan juara kompetisi di berbagai kasta.
Pemain berusia 35 tahun itu pun pernah mengantarkan Argentina sebagai juara seperti juara pada gelaran olimpiade.
Namun "kesempurnaan" prestasi Messi sering "Dinodai" dengan dia selalu gagal membawa Argentina menjadi juara dunia.
Hampir setiap gelaran piala dunia, Messi tak pernah membawa Argentina untuk keluar sebagai juaranya.
Piala dunia seperti menjadi kutukan bagi Messi.
Pada Final Piala Dunia 2014 di Brasil, Messi hampir menuntaskan mimpinya dan juga mimpi jutaan penggemar Argentina di seluruh benua.
Tapi sayang, Jerman Barat memupus mimpinya, dengan mengalahkan Argentina 1:0 di final.
Hatinya hancur bahkan sempat frustasi. Pada 2016 ia mengumumkan gantung sepatu sebagai pemain profesional.
Walaupun kemudian niatnya itu ia urungkan dan kembali merumput bersama klubnya Barcelona.
Messi tak jera memujudkan mimpi pecinta Argentina meraih gelar juara dunia.
Pada Piala Dunia 2018 di Rusia, Messi sekuat tenaga mewujudkan harapan jutaan penggemar Argentina.
Alih alih meraih gelar juara dunia, naas Argentina hanya berhasil mencapai 16 besar.
Selalu Dibandingkan dengan Maradona
Karirnya selalu dibandingkan dengan sang Legenda Sepakbola Argentina, Diego Armando Maradona.
Si "Tangan Tuhan" menjadi "Dewa" bagi jutaan fans Argentina di seantero dunia.
Prestasinya membawa Argentina menjadi juara dunia pada 1986, menjadikan Maradona sebagai figur yang berkharisma.
Kenapa seperti itu?
Di bawah formasi tim yang tidak ideal, pada Piala Dunia 1986 Mexico, secara pelan tapi pasti Argentina melaju ke final.
Argentina dengan susah payah mengkandaskan raksasa raksasa sepakbola dunia saat itu, seperti Inggris yang dikandaskan Argentina di perempat final.
Akhirnya, Argentina menantang Jerman Barat di Final Piala Dunia 1986.
Argentina dengan pemain seperti Caniggia, Burruchaga, dan Valdano mengkandaskan mimpi Rudi Voller, Rummenigge dkk.
Argentina menang 3:2 atas Jerman Barat.
Legacy Maradona itu yang selalu menghantui Messi sebagai pesebakbola handal Argentina.
Kenapa Messi belum juga mempersembahkan Trofi Piala Dunia?
Itu pertanyaan yang selalu muncul di Messi dan para pendukung Argentina.
Penantian panjang nan melelahkan Messi akhirnya berakhir juga.
Pada Final Piala Dunia 2022 Qatar, Messi memimpin kawan kawannya meraih gelar juara dunia pertama kali bagi dirinya.
Tapi gelar ini merupakan juara dunia untuk ketiga kalinya bagi Argentina. Argentina meraih gelar juara dunia pada 1978, 1986 dan 2022.
Messi dkk mengalahkan perlawanan terbaik juara bertahan Prancis di Final Piala Dunia 2022 di Qatar.
Argentina mengalahkan Prancis melalui drama adu penalti dengan skor 4:2
Adu penalti terjadi karena Argentina bermain imbang sampai babak perpanjangan waktu 2x15 menit berakhir.
Final Terbaik Piala Dunia
Pertandingan final antara Argentina melawan Prancis bisa dikatakan sebagai Final Terbaik Piala Dunia.
Pertandingan menarik sekaligus menegangkan selama permainan berlangsung.
Argentina sempat menguasai permainan di babak pertama. Argentina unggul dalam penguasaan bola bahkan sempat mengurung Prancis setengah lapangan.
Permainan efektif Argentina terutama melalui pemain seniornya Di Maria membuat Argentina unggul 2:0 di babak pertama.
Gol Argentina dicetak Messi melalui titik putih, dan gol kedua dicetak oleh Di Maria sendiri.
Perancis mulai melancarkan serangannya di babak kedua, Permainan Kylian Mbappe pada babak kedua mulai meningkat.
Alhasil Mbappe memperkecil keunggulan melalu tendangan penalti setelah pemain Prancis diganjar keras di kotak penalti.
Para pemain Prancis semakin bersemangat setelah berhasil memperkecil kekalahan.
Mbapee kembali menjadi momok menakutkan bagi pertahanan Argentina yang tanpa dikomandoi lagi oleh Di Maria.
Di Maria ditarik keluar lapangan sejak babak kedua dan menjadikan Mbappe percaya diri mengobrak-abrik pertahanan Argentina.
Mimpi buruk datang bagi Argentina, Mbappe menyamakan kedudujan menjadi 2:2.
Setelah babak kedua berakhir pertandingan dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu 2x15 menit.
Di babak pertama perpanjangan waktu pertama jual beli serangan dilakukan kedua tim.
Pendukung Argentina bersorak kegirangan, Messi berhasil membobol gawang Prancis, Argentina unggul 3;2.
Pertandingan berlanjut ke babak perpanjangan waktu kedua. Argentina hampir memastikan piala dunia di genggamannya.
Drama kembali terjadi di jelang 10 menit pertandingan berakhir, Prancis mendapatkan tendangan penalti karena pemain Argentina handball di kotak terlarang.
Mbappe kembali sukes menjadi algojo Prancis dengan membobol gawang Argentina.
Dengan skor 3:3 di dua kali 15 menit perpanjangan waktu, pertandingan terpaksa dilanjutkan dengan babak adu penalti. Argentina dan Prancis menyiapkan 5 algojo terbaiknya.
Namun dua algojo Prancis gagal menggetarkan gawang Argentina. Sedangkan 4 pemain Argentina berhasil menembus gawang Prancis.
Dengan hasil itu, Argentina unggul 4:2 (3:3) sehingga Messi bisa menuntaskan penantian panjangnya.
Sekaligus menuntaskan penantian panjang penggemar Argentina yang selama 36 tahun merindukan gelar juara dunia.
Bravo Messi!
====Penulis adalah Redaktur di bakabar.com====