bakabar.com, JAKARTA - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan suhu dingin yang mulai terasa di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) menandakan musim kemarau memasuki puncaknya di awal Juni 2023.
"Tanda musim kemarau mulai memasuki puncaknya di wilayah NTB,'' kata Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat, Ni Made Adi Purwaningsih, dalam keterangan tertulisnya di Mataram, Kamis (1/6).
BMKG juga menyatakan pada periode musim kemarau ini masyarakat perlu tetap mewaspadai adanya potensi kekeringan yang mungkin akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan.
Baca Juga: BPBD Cilacap Waspadai Krisis Air Bersih Selama Kemarau Panjang di Jateng
"Masyarakat NTB diimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien," katanya.
Ia mengatakan masyarakat juga dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya guna mengantisipasi musim kemarau yang sudah memasuki wilayah NTB khususnya di daerah-daerah yang sering terjadi kekeringan.
"Guna mengantisipasi dampak bencana maupun kerugian dalam perencanaan kegiatan ke depan dan tetap selalu menjaga kesehatan," katanya.
Baca Juga: BMKG Prediksi Pertengahan April Sebagian Jateng Memasuki Musim Kemarau
Kondisi dinamika atmosfer terakhir menunjukkan Indeks ENSO masih berada pada kondisi Netral (indeks ENSO : +0.43) yang sudah berlangsung selama tujuh dasarian terakhir.
BMKG dan beberapa pusat iklim dunia memprediksi kondisi ENSO Netral dan ada peluang El-Nino pada awal semester II 2023. Indeks IOD pada dasarian terakhir menunjukkan kondisi IOD netral (-0.27).
"Diprakirakan kondisi IOD akan menuju kondisi IOD Positif setidaknya hingga akhir tahun 2023," katanya.
Aliran massa udara wilayah Indonesia umumnya didominasi angin timuran. Kondisi angin timuran sudah mendominasi wilayah Indonesia pada bulan Mei 2023.
Baca Juga: Kemarau 2023 Lebih Kering, Polda Kalsel Siaga Hadapi Ancaman Karhutla
Anomali suhu muka laut di wilayah perairan Indonesia umumnya menunjukkan kondisi lebih hangat +0.2 derajat celsius khususnya di wilayah Bali-Nusa Tenggara anomali suhu muka laut menunjukkan kondisi lebih dini (-0.25 s/d-0.5 derajat celsius).
"Anomali suhu muka laut Indonesia pada Juni mendatang diprakirakan akan didominasi kondisi netral hingga hangat untuk wilayah Indonesia bagian Timur dan kondisi netral hingga dingin untuk wilayah Indonesia bagian Tengah hingga Barat," pungkasnya.