bakabar.com, JAKARTA - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Cilacap, Jawa Tengah, memprakirakan musim kemarau panjang tahun ini akan memberikan dampak terjadinya kekeringan. Tak hanya itu, kondisi kemarau juga akan memberikan dampak adanya krisis air bersih.
"Masyarakat yang bermukim di daerah rawan kekeringan sebaiknya bijak dalam menggunakan persediaan air bersih," kata Kepala Pelaksana BPBD Cilacap Kabupaten Cilacap Wijonardi, Jumat (24/3).
Berdasarkan pemetaan pemerintah, setidaknya sebanyak 72 desa di wilayah Cilacap yang mengalami rawan kekeringan dan kekurangan air bersih selama kemarau.
Baca Juga: BMKG Prediksi Pertengahan April Sebagian Jateng Memasuki Musim Kemarau
Ia juga memperkirakan jumlah desa yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih di Cilacap berkurang. Sebab, saat ini sudah ada pembangunan sarana penyediaan air minum bagi masyarakat.
Meski begitu, BPBD juga menyiagakan tiga mobil tangki untuk menyalurkan air bersih kepada warga yang membutuhkan.
"Dua di antaranya berada di Pusdalops BPBD Kabupaten Cilacap dan satu lagi berada di UPT BPBD Wilayah Majenang," katanya seperti dilansir Antara, Jumat (24/3).
Baca Juga: Kemarau 2023 Lebih Kering, Polda Kalsel Siaga Hadapi Ancaman Karhutla
Ketiga mobil tersebut di setiap sisinya sudah dipasang keran untuk memudahkan penyaluran air ke tempat penampungan warga. Hal tersebut untuk meminimalisir antrean panjang warga dan mempermudah distribusi air bersih ke desa terdampak musim kemarau.